SUARA BAPTIS PAPUA

Dukung Aksi Perdamaian Atas Kekerasan di Papua Barat.
Jika Anda Peduli atas kemanusiaan Kaum tertindas di Papua barat Mohon Suport di sini:

Please donate to the Free West Papua Campaign U.K.
Kontribusi anda akan kami melihat ada perubahan terhadap cita-cita rakyat papua barat demi kebebasan dan kemerdekaannya.
Peace ( by Voice of Baptist Papua)

Home » » Socratez Sofyan Yoman: Selesaikan Masalah Papua Tidak Dengan Melempar Isu

Socratez Sofyan Yoman: Selesaikan Masalah Papua Tidak Dengan Melempar Isu

Written By Voice Of Baptist Papua on June 25, 2008 | 10:57 PM

JAYAPURA- Adanya pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) A.M. Hendropriyono bahwa Dana Otsus Papua dicurigai digunakan untuk mendukung kegiatan separatis, juga mendapat tanggapan dari Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua, Socratez Sofyan Yoman.


Menurutnya, untuk menyelesaikan masalah Papua, tidak bisa hanya dengan melempar isu yang tidak jelas ke publik. " Masalah Papua itu rumit, seperti spiral yang melilit, perlu ada komitmen dengan hati yang tulus untuk selesaikan berbagai masalah di Papua, bukan dengan cara dan pola melepar isu seperti ini," jelasnya kepada Cenderawasih Pos, kemarin.

Dirinya bahkan heran dan bertanya-tanya dengan tujuan pernyataan Hendropriyono tersebut. "Sebagai mantan kepala BIN, harusnya dia menjaga rahasia negara, tapi mengapa dirinya mengungkapkan hal ini ke publik, ini menjadi tanda tanya besar?" jelasnya. " Dia, (Hendropriyono, red) punya agenda apa? Mau hancurkan Indonesia? Atau mau hancurkan Papua? Atau mau memprovokasi rakyat Papua dengan pernyataan itu," ungkapnya pula.

Tokoh gereja yang terkenal vokal ini menambahkan, jika dikatakan bahwa dana Otsus digunakan untuk membiayai kegiatan separatis, harusnya didukung dengan fakta dan bukti yang jelas." Siapa yang lakukan itu, kapan dan dimana, berapa besar dana Otsus yang dipakai, diberikan kepada siapa dan bagaimana proses penyerahannya? Ini harus diungkapkan semuanya, agar tidak memprovokasi rakyat Papua dengan statement kosong tanpa bukti," ungkap Sofyan Yoman.

Dirinya menilai, apa yang dilakukan ini meropakan skenario tersembunyi dari elit politik Jakarta. Pihaknya berharap, Jakarta (pemerintah pusat dan elit-elit politiknya) Harus merubah paradigma dan pandangan terhadap masalah di Papua. " Stigma separatis itu merukapan gaya atau paradigama lama yang harus dibuang jauh-jauh jika ingin serius menyelesaikan persoalan di Papua," tuturnya.

Panjang lebar Yoman menjelaskan, sudah 44 tahun Indonesia mengintegrasikan diri ke Papua, dan selama itu Indoensia hanya berhasil mengintegrasikan bidang ekonomi dan sumber daya alam Papua saja, tetapi manusianya belum diintergasikan. " Otsus adalah saat yang tepat untuk mengangkat harkat dan martabat orang Papua di semua bidang, namun rupanya Indonesia belum menggunakan momentum tersebut dengan baik," kata Yoman.

Baginya, penentuan nasib sendiri yang diperjuangkan orang Papua sama sekali tidak dengan dana Otsus atau mengadalkan dana Otsus, tetapi perjuangan itu dilakukan karena sudah merupakan idilogi."Yang perlu dilakukan saat ini adalah baik orang Papua, pemerintah di Papua dan Jakarta ( pemerintah pusat,red) duduk dalam satu meja dialog yang setara untuk menyelesaikan masalah Papua secara beretika dan bermartabat dengan prinsip-prinsip demokrasi,"usulnya.

Dirinya juga mensinyalir bahwa isu yang dilontarkan Hendropriyono itu hanya untuk mengalikan masalah dan upaya melepas tanggungjawab atau mencuci tangan dari kemungkinan ketidak berhasilan Otsus di Papua." Sehingga ketika adanya fakta bahwa Otsus gagal di Papua, maka elite politik akan berlindung di balik pernyataan bahwa Otsus gagal karena dana Otsus dipakai untuk gerakan separatis," tegas menduga.

Sofyan Yoman juga menanggapi soal diperiksanya pentolan PDP dan DAP oleh Polda Papua, terkait pembentangan bendera bintang kejora dalam Kongres Dewan Adat Papua beberapa waktu lalu. " Polisi memanggil, periksa pada elit politik di PDP dan DAP kemudian lepas lagi, dari tahun ke tahun dilakukan sebenarnya itu bukan solusi yang tepat. Walaupun hal itu masuk dalam ruang lingkup hukum, namun tidak menyelesaikan akar masalah yang sebenarnya di Papua," jelasnya.

Sebaikanya, lanjut Sofyan Yoman, dengan merefleksikan pengalaman yang lalu kemudian dari pengalaman itu dapat dicari solusi yang tepat untuk bagaimana menyelesaikan masalah Papua dengan cara-cara yang baik dan terhormat. (luc)
________________________________
Sumber: SKH Cenderawasih Pos

Dipublikasi pada Thursday, 12 July 2007 oleh Tribesman
http://kabarpapua.com/online/modules.php?name=News&file=article&sid=476
Share this article :

2 comments:

  1. Kutipan Surat .Pdt J.K.Karetji,MA
    Kepada anak “terhilang” Dumma Socratez Sofyan Yoman :

    …Tuduhan anda bahwa saya dan Pdt RDF Pangendahen terus menerus melecehkan kehormatan dan harga diri Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua dan lebih khusus menjadikan Sdr.perinus Kogoya seperti “boneka” atau “topeng” sungguh merupakan sebuah fitnahan yang kotor. Kalau ada satu oknum yang merusak citra dan pelayanan PGBP, maka orang itu adalah yang sekarang menamakan dirinya : “Dumma Socratez Sofyan Yoman” yaitu anda sendiri dan bukan orang lain. Keangkuhan andalah yang telah membutakan mata hati anda, dan telah menjadikan anda seorang yangh lupan asal, sangat tidak tahu diri dan kehilangan rasa malu. Sebenarnya anda tahu apa ? Dan anda sudah buat apa untuk PGBP selama anda menyusup (bukan masuk) ke dalam lingkaran kepemimpinan PGBP ?? Coba tunjukkan jejak karya pelayanan anda, sejak muda sampai sekarang ini, tidak usahlah karya pelayanan dalam lingkup besar seperti PGBP sebagai sebuah denominasi, atau PGPW- sebab memang TIDAK PERNAH ADA. Cukup saja dalam lingkup jemaat local : di jemaat mana, apa saja yang pernah anda buat, apa hasilnya dan kapan ??? Sekedar untuk menyegarkan ingatan anda sendiri dan membuka mata orang lain yang tidak menyadari “kiprah” anda selama ini dalam tubuh PGBP, baiklah saya ungkapkan sekarang :
    Anda adalah orang yang sangat lihai memanfaatkan kesempatan dan memanipulasi orang lain (apalagi orang yang tidak berdaya dan yang sangat membutuhkan) untuk kepentingan dan ambisi pribadi anda sendiri. Momentum yang tepat adalah pada akhir tahun 1990. Pada waktu itu, anda bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, kecuali seorang mahasiswa yang cakap berbahasa Indonesia dan menguasai sedikit Bahasa Inggris- ini adalah modal dasar dan utama yang anda miliki. Ini anda sadari dan lihai serta licik dalam memanfaatkannya. Ketika sdr.Andreas Yanengga terpilih sebagai ketua umum dan missi ABMS Irian Jaya diketuai oleh (Alm) Pdt.Bill Goodlet, itulah peluang emas bagi anda. Sdr.Andreas Yanengga kurang menguasai Bahasa Indonesia dan buta Bahasa Inggris, sementara (Alm) Pdt.Bill Goodlet kurang menguasai Bahasa Indonesia. PAdahal keduanya sebagai pemimpin gereja dan missi membutuhkan kedua bahasa itu. Nah, andalah jawaban yang tepat untuk kebutuhan kedua tokoh itu. Maka “menyusuplah” anda kedalam lingkaran pimpinan PGBP, bukan karena memiliki dasar kualifikasi rohani yaitu pertobatan, lahir baru dan karunia rohani yang jelas serta prestasi pelayanan (sebagaimana seharusnya sesuai faham Baptis dan konstitusi PGBP), tetapi SEMATA-MATA karena kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Anda menjadi alat yang ampuh baik bagi Sdr Andreas Yanengga maupun (Alm) Pdt.Bill Goodlet. Lama-kelamaan anda yang pada mulanya hanyalah sebagai “alat”, berangsur dengan liciknya memanipulasi keadaan dan merubah peran manjadio orang kunci dalam kepemimpinan Sdr.Andreas Yanengga. Waktu bergulir terus, posisi anda semakin mantap dan seakan tidak tergantikan, peninjolan diri dan keangkuhan pun merasuk anda, maka terbentuklah anda menjadi sesosok pribadi yang tidak tahu diri, tidak punya rasa malu, menganggap diri maha tahu, dan berkuasa penuh. Anda tinggal merancang dan menuangkan gagasan anda secara tertulis dan Sdr.Andreas Yanengga tinggal membubuhkan tanda tangannya sebagai ketua umum BPP-PGBP, maka resmilah dokumen itu sebagai sebuah produk denominasi. Demikianlah anda telah menjadikan Sdr.Andreas Yanengga sebagai boneka dan andalah dalang-nya selama bertahun-tahun. Sedemikian liciknya anda memanipulasi dan memperalat orang, sehingga ketika tiba saatnya yang tepat, bahkan tidak kurang dari Sang Ketua Umum BPP-PGBP sendiri, yang akan “lengser” yaitu Sdr.Andreas Yanengga, yang mempromosikan anda sebagai figure yang paling pas untuk menggantikannya. Semua ketentuan organisasi terkait persyaratan menjadi ketua umum BPP pun diabaikan, dan muncullah anda sebagai “ketua umum” BPP PGBP yang baru. Perihal menyusup-nya anda ke dalam lingkaran pimpinan PGBP itu, digambarkan secara jitu oleh Tuhan Yesus sendiri, dalam Injil Yohanes pasal 10, yang membedakan antara gembala atau pemimpin yang sebenarnya dengan pencuri, perampok dan orang upahan. Dalam bahasa Tuhan Yesus (bukan bahasa saya, sebab jika bahasa saya bias saja keliru), anda jelas-jelas tidak memenuhi criteria yang memenuhi syarat memasuki lingkaran kepemimpinan PGBP melalui pintu, “tetapi dengan memanjat tembok”. Masih lebih terhormat seandainya masuk melalui jendela, ini malah memanjat tembok, artinya benar-benar sesuatu yang tidak diperbolehkan tetapi memaksakan diri dengan malah menghalalkan semua cara. Silahkan anda membaca sendiri Injil Yohane 10 :1-13, dan temukanlah diri anda sendiri apakah selama ini anda telah berperan sebagai gembala atau sebagai pencuri, perampok, dan orang upahan!! Bukankan selama ini anda bahkan tidak segan-segan dan tidak takut memanipulasi dan memperalat gereja yang adalah TUBUH KRISTUS untuk kepentingan dan ambisi anda pribadi. Fakta inilah yang telah membuahkan kondisi carut-marut PGBP seperti sekarang ini. Silahkan anda boleh terus berdalih, mencari pembenaran diri dan dukungan dari pihak mana saja, namun kebenaran yang saya ungkapkan ini akan mengejar anda terus kemanapun anada pergi. Kecuali anda berhenti bersandiwara dan segera bertobat, anda akan berhadapan dengan kuasa, kedaulatan dan penghakiman ALLAH yang dahsyat- sadarlah, waktu anda tinggal sedikit saja!!! Kalu anda tidak juga sadar, maka pastilah sebagaimana anda masuk dengan memanjat tembok, maka andapun akan dicampakkan keluar melalui tembok juga!! Jejak karya pelayanan dan prestasi anda yang sebenarnya sejak 1990 sampai dengan sekarang ini, yang mencolok adalah : PERPECAHAN, KEMANDULAN ROHANI dan PENCEMARAN CITRA PGBP.
    Pdt,Perinus Kogoya, bukan boneka, bukan juga topeng- dia adalah seorang Hamba Tuhan yang dipilih dan diurapi, dia kami perlakukan secara layak dan terhormat. Ketika diundang menghadiri kongres GBAI dan diberi kesempatan untuk membawakan Firman Allah, dia telah membuktikan diri sebagai Pelayan Kristus yang cakap membagi Firman Allah, kepada siding kongres. Pelayanannya membawa berkat besar bagi seluruh peserta kongres. Pernahkah anda diminta untuk membawakan Firman Allah dalam forum terhormat seperti itu?? Selama anda “bercokol” di Kota Jayapura ini, BELUM PERNAH saya mendengar ada persekutuan di luar PGBP mengundang anda untuk berkhotbah atau membawakan ceramah rohani. Bahkan dalam lingkungan PGBP sendiri, jemaat-jemaat tidak punya gairah untuk mengundang anda berkbhotbah-sebuah fakta yang sangat memprihatinkan, lagi agak memalukan ! Anda hanya sibuk dengan hal-hal yang tidak memiliki “nilai kekekalan”. Kalau anda benar-benar punya rasa hormat yang patut, kepada orang Papua dan lebih khusus lagi orang Lani yang adalah darah daging anda sendiri, mengapa anda tidak menyapa “beliau” dengan sapaan Pdt.Perinus kogoya, ketua umum BPP-PGBP? Padahal beliau dipilih dalam kongres PGBP, yang diadakan sesuai aturan organisasi, mendapat ijin dari yang berwajib, dibuka langsung oleh pejabat departemen agama RI Jakarta dan ditutup oleh Gubernur Papua. Seruan anda agar Pdt.Perinus Kogoya, “kembali kepada keluarga Besar PGBP”, sungguh menggelikan. Memangnya keluarga besar PGBP ada di pihak siapa – anda ataukah Pdt.Perinus Kogoya- Jadi SIAPA LAGI YANG MAU ANDA BOHONGI ??
    …. Jayapura 9 Oktober 2008

    ReplyDelete
  2. Kutipan Surat .Pdt J.K.Karetji,MA
    Kepada anak “terhilang” Dumma Socratez Sofyan Yoman :
    …Tuduhan anda bahwa saya dan Pdt RDF Pangendahen terus menerus melecehkan kehormatan dan harga diri Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua dan lebih khusus menjadikan Sdr.perinus Kogoya seperti “boneka” atau “topeng” sungguh merupakan sebuah fitnahan yang kotor. Kalau ada satu oknum yang merusak citra dan pelayanan PGBP, maka orang itu adalah yang sekarang menamakan dirinya : “Dumma Socratez Sofyan Yoman” yaitu anda sendiri dan bukan orang lain. Keangkuhan andalah yang telah membutakan mata hati anda, dan telah menjadikan anda seorang yangh lupa asal, sangat tidak tahu diri dan kehilangan rasa malu. Sebenarnya anda tahu apa ? Dan anda sudah buat apa untuk PGBP selama anda menyusup (bukan masuk) ke dalam lingkaran kepemimpinan PGBP ?? Coba tunjukkan jejak karya pelayanan anda, sejak muda sampai sekarang ini, tidak usahlah karya pelayanan dalam lingkup besar seperti PGBP sebagai sebuah denominasi, atau PGPW- sebab memang TIDAK PERNAH ADA. Cukup saja dalam lingkup jemaat local : di jemaat mana, apa saja yang pernah anda buat, apa hasilnya dan kapan ??? Sekedar untuk menyegarkan ingatan anda sendiri dan membuka mata orang lain yang tidak menyadari “kiprah” anda selama ini dalam tubuh PGBP, baiklah saya ungkapkan sekarang :
    Anda adalah orang yang sangat lihai memanfaatkan kesempatan dan memanipulasi orang lain (apalagi orang yang tidak berdaya dan yang sangat membutuhkan) untuk kepentingan dan ambisi pribadi anda sendiri. Momentum yang tepat adalah pada akhir tahun 1990. Pada waktu itu, anda bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa, kecuali seorang mahasiswa yang cakap berbahasa Indonesia dan menguasai sedikit Bahasa Inggris- ini adalah modal dasar dan utama yang anda miliki. Ini anda sadari dan lihai serta licik dalam memanfaatkannya. Ketika sdr.Andreas Yanengga terpilih sebagai ketua umum dan missi ABMS Irian Jaya diketuai oleh (Alm) Pdt.Bill Goodlet, itulah peluang emas bagi anda. Sdr.Andreas Yanengga kurang menguasai Bahasa Indonesia dan buta Bahasa Inggris, sementara (Alm) Pdt.Bill Goodlet kurang menguasai Bahasa Indonesia. PAdahal keduanya sebagai pemimpin gereja dan missi membutuhkan kedua bahasa itu. Nah, andalah jawaban yang tepat untuk kebutuhan kedua tokoh itu. Maka “menyusuplah” anda kedalam lingkaran pimpinan PGBP, bukan karena memiliki dasar kualifikasi rohani yaitu pertobatan, lahir baru dan karunia rohani yang jelas serta prestasi pelayanan (sebagaimana seharusnya sesuai faham Baptis dan konstitusi PGBP), tetapi SEMATA-MATA karena kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Anda menjadi alat yang ampuh baik bagi Sdr Andreas Yanengga maupun (Alm) Pdt.Bill Goodlet. Lama-kelamaan anda yang pada mulanya hanyalah sebagai “alat”, berangsur dengan liciknya memanipulasi keadaan dan merubah peran manjadio orang kunci dalam kepemimpinan Sdr.Andreas Yanengga. Waktu bergulir terus, posisi anda semakin mantap dan seakan tidak tergantikan, peninjolan diri dan keangkuhan pun merasuk anda, maka terbentuklah anda menjadi sesosok pribadi yang tidak tahu diri, tidak punya rasa malu, menganggap diri maha tahu, dan berkuasa penuh. Anda tinggal merancang dan menuangkan gagasan anda secara tertulis dan Sdr.Andreas Yanengga tinggal membubuhkan tanda tangannya sebagai ketua umum BPP-PGBP, maka resmilah dokumen itu sebagai sebuah produk denominasi. Demikianlah anda telah menjadikan Sdr.Andreas Yanengga sebagai boneka dan andalah dalang-nya selama bertahun-tahun. Sedemikian liciknya anda memanipulasi dan memperalat orang, sehingga ketika tiba saatnya yang tepat, bahkan tidak kurang dari Sang Ketua Umum BPP-PGBP sendiri, yang akan “lengser” yaitu Sdr.Andreas Yanengga, yang mempromosikan anda sebagai figure yang paling pas untuk menggantikannya. Semua ketentuan organisasi terkait persyaratan menjadi ketua umum BPP pun diabaikan, dan muncullah anda sebagai “ketua umum” BPP PGBP yang baru. Perihal menyusup-nya anda ke dalam lingkaran pimpinan PGBP itu, digambarkan secara jitu oleh Tuhan Yesus sendiri, dalam Injil Yohanes pasal 10, yang membedakan antara gembala atau pemimpin yang sebenarnya dengan pencuri, perampok dan orang upahan. Dalam bahasa Tuhan Yesus (bukan bahasa saya, sebab jika bahasa saya bias saja keliru), anda jelas-jelas tidak memenuhi criteria yang memenuhi syarat memasuki lingkaran kepemimpinan PGBP melalui pintu, “tetapi dengan memanjat tembok”. Masih lebih terhormat seandainya masuk melalui jendela, ini malah memanjat tembok, artinya benar-benar sesuatu yang tidak diperbolehkan tetapi memaksakan diri dengan malah menghalalkan semua cara. Silahkan anda membaca sendiri Injil Yohane 10 :1-13, dan temukanlah diri anda sendiri apakah selama ini anda telah berperan sebagai gembala atau sebagai pencuri, perampok, dan orang upahan!! Bukankan selama ini anda bahkan tidak segan-segan dan tidak takut memanipulasi dan memperalat gereja yang adalah TUBUH KRISTUS untuk kepentingan dan ambisi anda pribadi. Fakta inilah yang telah membuahkan kondisi carut-marut PGBP seperti sekarang ini. Silahkan anda boleh terus berdalih, mencari pembenaran diri dan dukungan dari pihak mana saja, namun kebenaran yang saya ungkapkan ini akan mengejar anda terus kemanapun anda pergi. Kecuali anda berhenti bersandiwara dan segera bertobat, anda akan berhadapan dengan kuasa, kedaulatan dan penghakiman ALLAH yang dahsyat- sadarlah, waktu anda tinggal sedikit saja!!! Kalu anda tidak juga sadar, maka pastilah sebagaimana anda masuk dengan memanjat tembok, maka andapun akan dicampakkan keluar melalui tembok juga!! Jejak karya pelayanan dan prestasi anda yang sebenarnya sejak 1990 sampai dengan sekarang ini, yang mencolok adalah : PERPECAHAN, KEMANDULAN ROHANI dan PENCEMARAN CITRA PGBP.
    Pdt,Perinus Kogoya, bukan boneka, bukan juga topeng- dia adalah seorang Hamba Tuhan yang dipilih dan diurapi, dia kami perlakukan secara layak dan terhormat. Ketika diundang menghadiri kongres GBAI dan diberi kesempatan untuk membawakan Firman Allah, dia telah membuktikan diri sebagai Pelayan Kristus yang cakap membagi Firman Allah, kepada sidang kongres. Pelayanannya membawa berkat besar bagi seluruh peserta kongres. Pernahkah anda diminta untuk membawakan Firman Allah dalam forum terhormat seperti itu?? Selama anda “bercokol” di Kota Jayapura ini, BELUM PERNAH saya mendengar ada persekutuan di luar PGBP mengundang anda untuk berkhotbah atau membawakan ceramah rohani. Bahkan dalam lingkungan PGBP sendiri, jemaat-jemaat tidak punya gairah untuk mengundang anda berkhotbah-sebuah fakta yang sangat memprihatinkan, lagi agak memalukan ! Anda hanya sibuk dengan hal-hal yang tidak memiliki “nilai kekekalan”. Kalau anda benar-benar punya rasa hormat yang patut, kepada orang Papua dan lebih khusus lagi orang Lani yang adalah darah daging anda sendiri, mengapa anda tidak menyapa “beliau” dengan sapaan Pdt.Perinus kogoya, ketua umum BPP-PGBP? Padahal beliau dipilih dalam kongres PGBP, yang diadakan sesuai aturan organisasi, mendapat ijin dari yang berwajib, dibuka langsung oleh pejabat departemen agama RI Jakarta dan ditutup oleh Gubernur Papua. Seruan anda agar Pdt.Perinus Kogoya, “kembali kepada keluarga Besar PGBP”, sungguh menggelikan. Memangnya keluarga besar PGBP ada di pihak siapa – anda ataukah Pdt.Perinus Kogoya- Jadi SIAPA LAGI YANG MAU ANDA BOHONGI ??
    …. Jayapura 9 Oktober 2008

    ReplyDelete

Your Comment Here

Twitt VBPapua

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SBP-News @VBaptistPapua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger