SUARA BAPTIS PAPUA

Dukung Aksi Perdamaian Atas Kekerasan di Papua Barat.
Jika Anda Peduli atas kemanusiaan Kaum tertindas di Papua barat Mohon Suport di sini:

Please donate to the Free West Papua Campaign U.K.
Kontribusi anda akan kami melihat ada perubahan terhadap cita-cita rakyat papua barat demi kebebasan dan kemerdekaannya.
Peace ( by Voice of Baptist Papua)

Home » » Socratez S. Yoman: Alasan Apapun Aparat Tak Boleh Menembak

Socratez S. Yoman: Alasan Apapun Aparat Tak Boleh Menembak

Written By Voice Of Baptist Papua on May 30, 2010 | 4:39 PM

JAYAPURA—Dumma Socratez Sofyan Yoman( Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua) menyatakan pihak gereja menaruh keprihatinan terhadap sikap, perilaku dan watak aparat keamanan Indonesia yang tidak manusiawi terhadap umat Tuhan di Tanah Papua. Peristiwa penembakan umat Tuhan di Puncak Jaya serta penembakan Tery Hesegem di Expo Waena tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun. Peristiwa –peristiwa ini, terang Yoman, masih memperlihatkan bahwa sikap aparat keamanan untuk terus mempertahankan Stigam OPM, separatis dan makar dengan cara pembentukan opini dan pecitraan.

“pola dan cara-cara ini masih dipertahankan dan dipelihara oleh aparat keamanan selama ini. Karena teori konflik dan pembiaran konflik hanya dimiliki aparat keamanan,” sebut Yoman.Dikatakan, konflik berkepanjangan di Tanah Papua yang dimulai sejak 1 Mei 1963 atas status politik Papua dalam Indonesia telah menjadi lahan bisnis para elite militer. Pasalnya teror, intimidasi dan pembunuhan rakyat sipil yang selalu dijadikan solusi penyelesaian masalah. Keutuhan negara kesatuan republik indonesia tidak bisa dipertahankan dengan membunuh dan menumpahkan rakyat sipil. “Integritas rakyat harus dijaga dan dilindungi apapun idiologi dan pandangan hidupnya, karena negara ada dan utuh serta kuat atas dasar mandat dan kepercayaan rakyat, bukan atas dasar kekerasan dan kekejaman aparat keamanan,” saran Yoman.
Sudah saatnya pendekatan keamanan harus diganti dengan pendekatan kemanusiaan, keadilan dan kesetaraan. Jalan damai harus ditempuh. Dialog Jakarta Papua harus didukung semua pihak.Yoman menyerukan kepada Rakyat Papua agar tidak mudah terpancing dengan perilaku aparat keamanan yang cinta kekerasan dan anti keadilan, kebenaran akan nampak walaupun berusaha ditutupi.(hen)

Wagub Sesalkan Tertembaknya Warga



JAYAPURA–Menyusul kasus tertembaknya warga bernama Terianus H oleh anggota Pos Yanmor Waena di Expo Waena, Distrik Heram, Jayapura, Kamis (27/5) lalu sangat disesalkan oleh Wakil Gubernur Provinsi Papua, Alex Hesegem,SE.
Kepada Cenderawasih Pos melalui telepon selulernya, Sabtu (29/5), Wagub mengatakan, pihaknya tidak menerima pernyataan Kapolresta Jayapura yang menyatakan tindakan anggotanya yang melepaskan tembakan itu sudah sesuai prosedur.
Wagub menginginkan Kapolresta Jayapura menjelaskan prosedur yang diambil polisi terhadap situasi keamanan yang ditanganinya. Karena itu, Wagub yang sedang melakukan perjalanan ke luar Papua, setelah kembali ke Jayapura nanti akan melakukan pembicaraan dengan Kapolda Papua untuk mempertanyakan kenapa anggota memegang senjata namun dengan ringannya melakukan penembakan.
Saat disingung bahwa anggota polisi itu sudah melakukan tembakan peringatan sebanyak 3 kali namun tidak dihiraukan, Wagub menjelaskan, seharusnya penembakan itu harus dilakukan ke arah udara dan bukan langsung mengarah ke manusianya. ”Itu tidak benar karena tembakan harus kearah udara bukan ke manusianya sehingga alasan peluru nyasar itu tidak benar,” ujarnya.
Sementara Keluarga Terianus H meminta Kapolda Papua bertanggungjawab atas kejadian tersebut.
Dalam jumpa pers di TKP, Jubir KNPB, Mako Tabuni mengatakan, mestinya rakyat mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan dari aparat keamanan, sehingga KNPB sangat menyesalkan kejadian tersebut.
Untuk itu, KNPB mendesak kepada Kapolda Papua untuk menjelaskan kejadian tersebut.
Sedangkan Yance Meage, mewakili keluarga korban meminta aparat kepolisian bertindak sesuai dengan prosedur, sehingga kejadian tersebut tidak terulang lagi.
Yance Meage meminta kepada Kapolda Papua untuk melihat permasalahan tersebut dengan baik. "Ini harus ditangani secara tuntas dan tegur anak buah yang melakukan kesalahan, karena itu pasti ada perintah atau kemauan anggota di lapangan," ujarnya.
Yance mengatakan, saat ini korban dalam kondisi kritis di RSUD Dok II Jayapura, sambil menunggu pelaksanaan operasi oleh tim medis.
Sementara itu, saksi mata, Jhon menjelaskan bahwa saat itu ia bersama dengan korban, Terianus, Robby dan Michael sempat duduk-duduk tidak jauh dari TKP sambil minum miras sekitar pukul 10.00 WIT.
"Saat itu, saya keluar di depan dan tidak lama datang 2 anggota polisi Pos Pol Waena," katanya.
Saat tiba di halaman Kompleks STSP tersebut, ujar Jhon, Terri sempat membawa benda entah kayu atau parang ia tidak sempat memperhatikan karena dalam kondisi dipengaruhi minuman keras.
"Teri sempat mengusir 2 anggota polisi yang datang dengan memukul, saya melihat 1 anggota polisi menghindar ke belakang dan tiba-tiba Teri dapat tembak dan korban terjatuh di rumput," ujarnya.
Jhon mengakui tidak sempat melihat dengan jelas apakah penembakan itu dilakukan dengan pistol atau senjata laras panjang, namun yang jelas ia melihat korban sudah tertembak di perut bagian atas.
Terkait kasus ini, penyidik Polresta Jayapura terus memburu pelaku-pelaku penyerangan anggota Pos Polisi Yanmor Waena saat hendak melerai pertikaian antar kelompok yang terjadi di depan Kampus Sekolah Tinggi Seni Rupa Papua (STSP), Kamis (27/5) sekitar pukul 12.00 WIT.
Kapolresta Jayapura, AKBP. H. Imam Setiawan, SIK didampingi Kasat Reskrim, AKP. IGG Era Adhinata, SIK mengatakan, pelaku-pelaku penyerangan anggota Pos Yanmor Waena tetap akan diburu, dimana sesuai pengembangan penyelidikan, diduga pelaku sebanyak 5 orang dan masih akan dikejar.
”Saat itu, anggota yang tiba di lokasi hendak diserang sehingga anggota memberikan peringatan, namun tidak digubris para pelaku yang sudah dikantongi ciri-cirinya,” ungkap Kapolresta kepada wartawan, Sabtu (29/5) kemarin.
Lebih jauh diungkapkannya, polisi tetap akan melakukan pengejaran bagi siapapun pelaku-pelaku premanisme dengan tidak pandang bulu.
Soal motif, kata Kapolresta, pelaku sedang dalam kondisi mabuk sehingga tidak melihat ada anggota yang datang ingin melerai.
Sementara soal pemicu keributan antar warga itu, Kapolresta menambahkan, pihaknya masih melakukan penyelidikan lebih lanjut.
Sedangkan saat disinggung soal anggota Pos Yanmor yang telah melakukan penembakan, Kapolresta menegaskan, anggota polisi itu tetap akan diperiksa bahkan akan dimintai keterangannya guna mengungkap kasus ini.
”Semua yang terlibat dalam kasus ini akan diperiksa, termasuk anggota polisi yang saat itu melakukan penembakan juga akan kami periksa,” tandasnya. (nal/bat/fud) (scorpions)

Share this article :

0 Komentar Anda:

Post a Comment

Your Comment Here

Twitt VBPapua

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SBP-News @VBaptistPapua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger