Bintang Papua,
Selasa, 28 Oktober 2008
JAYAPURA- Dukungan terhadap peluncuran Internasional Parliement for West Papua (IPWP) di London Inggris kian marak. Bila beberapa waktu lalu senator AS melayankan dukungannya, kini giliran Australia lelalui para senatornya yang bergabung dalam green party (Partai Hijau) menyampaikan dukungan serupa.
Demikian ungkap Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua, Dumma Socratez Sofyan Yoman, senin (21/10). Socratez mengatakan, keprihatinan lima senator Green Party dari benua kangguru tersebut yakni Bob brown, Rachel Siewertum Scott Ludlam, Sarah Hanson, Young yang dilatarbelakangi hasil kajian pelaksanaan PEPERA 1969 yang merupakan kebijakan hubungan internasional Green Party.
Partai Hijau Australia mendukung semua orang yang mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri (The Rights to Self Determination) dan kebijakan hubungan Internasional partai kami, “jelasnya menirukan isi pesan dalam surut tersebut.
Dukungan, lanjut socratez Green Party terhadap IPWP serta coordinator IPWP di London Inggris Hon Andrew Smith dan Benny Wenda yang berisikan dukungan dan respon peluncuran IPWP yang juga turut memberikan harapan bahwa Green Party akan mendesak senat Australia untuk menyelidiki keabsahan PEPERA 1969 yang mengintegrasikan Papua ke dalam Indonesia.
Sementara, menyingun soal Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Socratez menegaskan bahwa dari sudut pandang gereja, Otsus Papua tidak berhasil bahkan sebaliknya membawa petaka bagi orang asli Papua Barat.
“Meneriakkan hal yang baik adalah tindakan terpuji. Sebaliknya ini bukan masalah politik wilayah, tapi masalah kebenaran, anak-anak Tuhan harus tahu informasi ini karena ini juga termasuk masa depan hak politik rakyat Papua,” tandasnya (hen).
JAYAPURA- Dukungan terhadap peluncuran Internasional Parliement for West Papua (IPWP) di London Inggris kian marak. Bila beberapa waktu lalu senator AS melayankan dukungannya, kini giliran Australia lelalui para senatornya yang bergabung dalam green party (Partai Hijau) menyampaikan dukungan serupa.
Demikian ungkap Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua, Dumma Socratez Sofyan Yoman, senin (21/10). Socratez mengatakan, keprihatinan lima senator Green Party dari benua kangguru tersebut yakni Bob brown, Rachel Siewertum Scott Ludlam, Sarah Hanson, Young yang dilatarbelakangi hasil kajian pelaksanaan PEPERA 1969 yang merupakan kebijakan hubungan internasional Green Party.
Partai Hijau Australia mendukung semua orang yang mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri (The Rights to Self Determination) dan kebijakan hubungan Internasional partai kami, “jelasnya menirukan isi pesan dalam surut tersebut.
Dukungan, lanjut socratez Green Party terhadap IPWP serta coordinator IPWP di London Inggris Hon Andrew Smith dan Benny Wenda yang berisikan dukungan dan respon peluncuran IPWP yang juga turut memberikan harapan bahwa Green Party akan mendesak senat Australia untuk menyelidiki keabsahan PEPERA 1969 yang mengintegrasikan Papua ke dalam Indonesia.
Sementara, menyingun soal Otonomi Khusus (Otsus) Papua, Socratez menegaskan bahwa dari sudut pandang gereja, Otsus Papua tidak berhasil bahkan sebaliknya membawa petaka bagi orang asli Papua Barat.
“Meneriakkan hal yang baik adalah tindakan terpuji. Sebaliknya ini bukan masalah politik wilayah, tapi masalah kebenaran, anak-anak Tuhan harus tahu informasi ini karena ini juga termasuk masa depan hak politik rakyat Papua,” tandasnya (hen).
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here