JAYAPURA – Setelah MRP Provinsi Papua Barat resmi menyatakan berdiri terpisah dengan MRP Provinsi Papua, Jumat (26/8) MRP Provinsi Papua menggelar Rapat Pleno dalam rangka pemilihan pimpinan MRP masa jabatan 2011-2016 baru menggantikan pimpinan sebelumnya Dorkas Duaramuri yang terpilih beberapa waktu lalu di Hotel Matoa. Dorkas Duaramuri kembali ke MRP Papua Barat sebagai Wakil Ketua.
Dalam pemilihan yang berlangsung satu hari di Aula MRP, Kotaraja, akhirnya Ketua Timotius Murib (utusan adat) terpilih menjadi Ketua MRP dengan didampingi Hofni Simbiak (utusan agama) sebagai Ketua I dan Enggel Bertha Kotorok (utusan perempuan) sebagai Ketua II. Timotius yang terpilih dalam rapat yang berlangsung tertutup untuk umum tersebut, saat ditemui usai ditetapkan sebagai ketua terpilih dalam pleno penetapan mengungkapkan, bahwa ia mengucapkan terimakasih atas dukungan doa dan peran serta semua pihak sehingga pemilihan dapat berjalan dengan baik.
Dalam pemilihan yang berlangsung satu hari di Aula MRP, Kotaraja, akhirnya Ketua Timotius Murib (utusan adat) terpilih menjadi Ketua MRP dengan didampingi Hofni Simbiak (utusan agama) sebagai Ketua I dan Enggel Bertha Kotorok (utusan perempuan) sebagai Ketua II. Timotius yang terpilih dalam rapat yang berlangsung tertutup untuk umum tersebut, saat ditemui usai ditetapkan sebagai ketua terpilih dalam pleno penetapan mengungkapkan, bahwa ia mengucapkan terimakasih atas dukungan doa dan peran serta semua pihak sehingga pemilihan dapat berjalan dengan baik.
“Ini (jabatan sebagai ketua) tugas berat yang dipercayakan teman-teman kepada saya, tetapi tanpa kerja sama dengan teman-teman tidak bisa berjalan dengan baik,” ujarnya.
Tentang agenda yang menjadi prioritas setelah resmi menjabat Ketua MRP, hal yang utama adalah pembenahan birokrasi di Institusi MRP. “Seperti pembentukan alat perlengkapan, pembentukan pokja, dan lain-lainnya,” ungkapnya.
Selain itu, menurutnya tugas utama yang menanti MRP adalah terkait dengan penentuan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Papua. “MRP sebagai lembaga kultur, maka keputusan keaslian calon Gubernur Papua ada di lembaga ini. Untuk calon disini saya dengan tegas, bahwa orang asli Papua, yaitu keriting dan hitam,” tandasnya.
Jadi untuk yang bukan asli Papua, gado-gado, ia berharap untuk dapat berlapang dada dengan memberi kesempatan pada orang asli Papua. “Bagi yang tidak asli, sebaiknya sadar untuk tidak mencalonkan diri,” harapnya.(aj/don/l03)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here