SUARA BAPTIS PAPUA

Dukung Aksi Perdamaian Atas Kekerasan di Papua Barat.
Jika Anda Peduli atas kemanusiaan Kaum tertindas di Papua barat Mohon Suport di sini:

Please donate to the Free West Papua Campaign U.K.
Kontribusi anda akan kami melihat ada perubahan terhadap cita-cita rakyat papua barat demi kebebasan dan kemerdekaannya.
Peace ( by Voice of Baptist Papua)

Home » » Pengamat AU: Pertemuan Presiden SBY dan Gillard dinilai terlalu formalitas

Pengamat AU: Pertemuan Presiden SBY dan Gillard dinilai terlalu formalitas

Written By Voice Of Baptist Papua on July 2, 2012 | 11:35 PM

 Hubungan Australia dan Indonesia sebenarnya kurang hangat, meski sudah banyak pencapaian kerjasama antara dua negara.

Greg Fealy, pengamat Indonesia dan Associate Professor dari Australia National University. (Foto: Pribadi) (Credit: ABC)
Greg Fealy, PhD./Photo ABC
Menurut pengamat Indonesia dari Australia National University (ANU), Greg Fealy, PhD., tidak ada sesuatu yang istimewa karena pertemuan ini adalah pertemuan yang sifatnya rutin saja.

"Pertemuan ini hanyalah bersifat formalitas saja, tetapi hubungan pribadi antara kedua negara tidak begitu mesra," ujar Greg dalam wawancara kepada Radio Australia Siaran Bahasa Indonesia, Selasa pagi.
Menurut Greg, ada harapan dari Australia soal kunjungan Presiden SBY kali ini, yakni untuk membahas soal isu pencari suaka.

Australia mengalami tekanan politik di dalam negeri dengan kasus-kasus penyelundupan manusia yang dibawa dengan kapal-kapal laut lewat perairan Indonesia.
Namun, sebelum keberangkatan Presiden SBY, juru bicara kepresidenan untuk urusan luar negeri, Teuku Faizasyah mengatakan pembicaraan akan lebih terfokus pada kerjasama soal ekonomi, termasuk soal impor sapi potong dari Australia.

Teuku mengatakan bahwa Presiden SBY sudah mengetahui soal masalah pencari suaka, tetapi masalah tersebut bukanlah menjadi agenda utama.

Menanggapi pernyataan tersebut, Greg mengatakan isu utama yang diharapkan oleh pemerintahan Gillard adalah justru mengenai masalah pencari suaka. Tetapi sepertinya pemerintahan SBY lebih tertarik dengan isu-isu yang sifatnya lebih konkrit daripada sekedar pencari suaka.

"Saya kira SBY memberikan keseimbangan dalam pembicaraan. Kalau pemerintah Australia terlalu obsesif dengan pencari suaka, mungkin pemerintah Indonesia akan beranggapan hal ini kurang sehat untuk hubungan diplomasi kedua negara," jelas Greg.

Greg juga menambahkan tidak ada dua negara besar bertetangga di dunia ini, yang memiliki perbedaan kebudayaan yang signifikan, selain Indonesia dan Australia.

Tetapi ternyata ada titik temu diantara kedua negara, terutama soal kerjasama di bidang ekonomi yang lebih strategis.
Dengarkan wawancara selengkapnya Greg Fealy dengan Erwin Renaldi melalui audio yang sudah disediakan.


Share this article :

0 Komentar Anda:

Post a Comment

Your Comment Here

Twitt VBPapua

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SBP-News @VBaptistPapua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger