O'Neill memenangkan suara mayoritas di parlemen dengan suara 94:12
PM Terpilih PNG O'Neill (photo Jring) |
PORT MORESBY, Jaringnews.com - Peter O'Neill terpilih
kembali menjadi Perdana Menteri Papua Nugini pada Jumat ini dan
mengakhiri periode pergolakan politik antara dua perdana menteri yang
saling bersaing yaitu Somare dan Peter O'Neil.
Selama ini keduanya sama-sama mengklaim diri sebagai perdana menteri yang sah. Somare diberhentikan dari jabatan perdana menteri ketika tengah berobat di luar negeri.
Pada Jumat ini O'Neill memenangkan suara di parlemen dengan suara 94:12.
"Pemungutan suara baru saja terjadi," kata Korimbao. "Perdana Menteri sedang dalam perjalanan ke rumah gubernur jenderal untuk pengambilan sumpah." Rakyat Kongres Nasional O'Neill (PNC) memenangkan mayoritas kursi melalui pemilu yang telah dimulai 23 Juni lalu. Kemenangannya ini terwujud berkat kemampuan kader-kadernya mencari dukungan dengan partai-partai kecil. Kemenangan partai pendukungnya makin memantapkan dirinya melenggang ke pucuk pemerintahan di Papua Nugini.
Perkembangan menarik ini tentu saja bakal mengakhiri periode aneh dalam politik PNG yang dimulai ketika Mahkamah Agung memutuskan pada Desember bahwa pemilihan O'Neill sebagai perdana menteri oleh para anggota parlemen pada Agustus 2011 itu ilegal. Pengadilan lantas menyerukan mantan PM Sir Michael Somare untuk dapat diaktifkan kembali.
Somare (76) pun telah menerima kekalahan partainya dalam pemilu nasional dan setuju untuk mendukung tawaran O'Neill untuk membentuk pemerintahan yang baru.
Selama ini keduanya sama-sama mengklaim diri sebagai perdana menteri yang sah. Somare diberhentikan dari jabatan perdana menteri ketika tengah berobat di luar negeri.
Pada Jumat ini O'Neill memenangkan suara di parlemen dengan suara 94:12.
"Pemungutan suara baru saja terjadi," kata Korimbao. "Perdana Menteri sedang dalam perjalanan ke rumah gubernur jenderal untuk pengambilan sumpah." Rakyat Kongres Nasional O'Neill (PNC) memenangkan mayoritas kursi melalui pemilu yang telah dimulai 23 Juni lalu. Kemenangannya ini terwujud berkat kemampuan kader-kadernya mencari dukungan dengan partai-partai kecil. Kemenangan partai pendukungnya makin memantapkan dirinya melenggang ke pucuk pemerintahan di Papua Nugini.
Perkembangan menarik ini tentu saja bakal mengakhiri periode aneh dalam politik PNG yang dimulai ketika Mahkamah Agung memutuskan pada Desember bahwa pemilihan O'Neill sebagai perdana menteri oleh para anggota parlemen pada Agustus 2011 itu ilegal. Pengadilan lantas menyerukan mantan PM Sir Michael Somare untuk dapat diaktifkan kembali.
Somare (76) pun telah menerima kekalahan partainya dalam pemilu nasional dan setuju untuk mendukung tawaran O'Neill untuk membentuk pemerintahan yang baru.
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here