Jayapura-Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Jayawijaya terancam batal. Pasalnya, pilkada itu dipenuhi aksi “premanisme” aparatur Negara. Hal ini diungkapkan Dumma Socratez Sofyan Yoman, Ketua Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (BPP-PGBP), Rabu (22/10) di Jayapura. Berdasarkan hasil survey dan pengamatan Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua selama pilkada Jayawijaya berlangsung, Dumma Socratez mengungkapkan, sedikitnya pelangaran perat terjadi di tempat Distrik yakni Pelebaga, Assolokobal, Yalengka dan Wulegkagama (Pugima).
Socratez menyelaskan, sejumlah pelanggaran berat tersebut adalah manipulasi suara, intimindasi terhadap warga, rekayasa pemenang pilkada sarat politik uang. Ini bukti, hak demokrasi politik rakyat Jayawijaya benar-benar dilecehkan.
“Gereja sangat prihatin dengan masa depan rakyat Jayawijay, proses pilkada Jayawijaya tergambar jelas bahwa hak demokrasi kebebasan berpendapat dan penyaluran aspirasi politik rakyat benar-benar dibelenggu dan dipasang. Hak politik dan kedaulatan rakyat Jayawijaya terang-terangan dibelenggu dengan berbagai bentuk manipulasi, Intimindasi, rekayasa dan politik uang”, tegasnya.
Oleh karena itu, lanjut Dumma Socratez, gereja mengharapkan kepada institusi penyelenggara pilkada yakni KPUD, Panwas TNI-POLRI untuk Segera menghentikan pola-pola lama “intimindasi dan terror rakyat”. Sementara itu kepada kalangan pers, Dumma Socratez berharap agar tidak memberikan berita bohong yang justru menciptakan konflik antara masyarakat.
Salah satu media cetak untuk tidak terus menerus menyampaikan berita bohon dan manipulatif yang memancing “emosi rakyat” Bintang Papua, Kamis, 23 Oktober 2008,(hen).
Redaktur http://suarabaptis.blogspot.com YTH,penulisan berita menyangkut premanisme dalam pelaksanaan PILKADA Jayawijaya pada alinea terakhir itu sangat membingungkan."Oleh karena itu, lanjut Dumma Socratez, gereja mengharapkan kepada institusi penyelenggara pilkada yakni KPUD, Panwas TNI-POLRI untuk tidak menghentikan pola-pola lama “intimindasi dan terror rakyat”.
ReplyDeleteApakah kesalahan redaksi atau memang benar pimpinan gereja baptis menghendaki teror dan intimidasi berjalan terus?
Trim's atas perhatiannya!!
Budi K/jkt