SUARA BAPTIS PAPUA

Dukung Aksi Perdamaian Atas Kekerasan di Papua Barat.
Jika Anda Peduli atas kemanusiaan Kaum tertindas di Papua barat Mohon Suport di sini:

Please donate to the Free West Papua Campaign U.K.
Kontribusi anda akan kami melihat ada perubahan terhadap cita-cita rakyat papua barat demi kebebasan dan kemerdekaannya.
Peace ( by Voice of Baptist Papua)

Home » , » DPD RI Prihatin Bahasa Daerah Mulai Punah

DPD RI Prihatin Bahasa Daerah Mulai Punah

Written By Voice Of Baptist Papua on February 22, 2011 | 6:42 PM

REPUBLIKA.CO.ID,MAMUJU--Para anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, mulai prihatin bahasa daerah -- sebagai kekayaan budaya yang ada di nusantara ini -- mengalami kepunahan. Sehingga berimplikasi banyaknya generasi masa kini tidak memahami bahasa daerahnya sendiri, kata Ketua tim Komite III DPD RI, Azis Kahar Musakkar di Mamuju, Selasa."Kami tentu prihatin melihat kondisi bangsa saat ini. Bahasa daerah saja sebagai kekayaan budaya yang kita banggakan selama ini mulai pudar. Ini harus kita sikapi dan mengembalikan agar bahasa lokal tersebut bisa dipertahankan sebagai kekayaan budaya yang ada di
Indonesia," katanya.
Salah satu cara efektif untuk melestarikan bahasa daerah, kata dia, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional memasukkan bahasa daerah sebagai bahan ajaran muatan lokal."Jika ini tidak dilakukan antisipasi secara optimal, maka cepat atau lambat bahasa daerah yang beraneka ragam itu akan hilang tanpa jejak," katanya.
Ia mengatakan, mempertahankan bahasa daerah juga sangat dibutuhkan peran orang tua terhadap anak-anaknya untuk membiasakan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa daerahnya. Tetapi kondisi yang terjadi, kata dia, orang tua pun cenderung membentak anak-anaknya jika menggunakan bahasa lokal. "Sebagai contoh di daerahnya di Sulawesi Selatan kebanyakan para orang tua mengajarkan bahasa Indonesia dan mengabaikan bahasa lokal karena merasa kurang percaya diri," jelasnya.Asiz mengemukakan, berdasarkan hasil rilis koran nasional bahwa perkembangan bahasa daerah dewasa ini semakin mencemaskan karena dari 742 bahasa daerah di Indonesia, hanya 13 bahasa yang penuturnya di atas satu juta orang.
Artinya, terdapat 729 bahasa daerah lainnya yang berpenutur di bawah satu juga orang. Di antara 729 bahasa daerah, 169 di antaranya terancam punah, karena berpenutur kurang dari 500 orang.Agar tidak punah, maka pemberdayaan terhadap berbagai bahasa daerah di seluruh Indonesia serta pengembangan bahasa Indonesia perlu dilakukan secara serius, terus menerus, dan kesinambungan.Bahasa-bahasa yang tercancam punah kata dia, tersebar di wilayah Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Maluku, dan Papua. Antara lain bahasa Lom (Sumatera) hanya 50 penutur.
Di Sulawesi bahasa Budong-budong 70 penutur, Dampal 90 penutur, Bahonsuai 200 penutur, Baras 250 penutur. Di Kalimantan bahasa Lengilu 10 penutur, Punan Merah 137 penutur, Kareho Uheng 200 penutur. Wilayah Maluku bahasa Hukumina satu penutur, Kayeli tiga penutur, Nakaela lima penutur, Hoti 10 penutur, Hulung 10 penutur, Kamarian 10 penutur, dan bahasa Salas 50 penutur. Di Papua bahasa Mapia satu penutur, Tandia dua penutur, Bonerif empat penutur, dan bahasa Saponi 10 penutur.
"Persoalan punahnya bahasa daerah ini harus disikapi secepat mungkin. Ini bisa dilakukan dengan cara mulai diajarkan sebagai materi ajar muatan lokal. Dengan demikian sedikit-demi sedikit, bahasa dan budaya yang terancam punah itu mulai dikenal lagi oleh generasi muda saat ini,"kunci Asis.
Share this article :

0 Komentar Anda:

Post a Comment

Your Comment Here

Twitt VBPapua

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SBP-News @VBaptistPapua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger