JUBI --- Ketua Sinode Gereja Baptis Indonesia, Socrates Sofyan Yoman mengatakan gereja akan menyuarakan penderitaan atas umat Tuhan diatas tanah ini. Gereja juga bakal menyuarakan suara yang tak bersuara.
“Saya akan dengar seratus persen suara dari umat. Kami akan menjadi corong dari umat Tuhan yang sementara menderita. Kami juga akan menyuarakan suara yang tak bersuara itu. Ini tugas gereja,” kata Yoman saat diwawancarai di depan Auditorium Universitas Cenderawasih Jayapura, di Abepura, Papua, Selasa (5/7).
Menurut Yoman, corong akan penderitaan umat memang sudah lama menjadi tugas gereja. Tugas tersebut tengah terlaksana diseluruh dunia dan dimana saja termasuk Papua. “Tugas ini sudah berlangsung,” ungkapnya.
Socrates meminta, rakyat Papua tak menjelek-jelekan orang lain dalam meperjuangkan masalahnya. “Saat ini jangan menjelek-jelek orang. Mari kita kasih tinggal itu,” tandasnya. Bagi dia, sudah saatnya orang pribumi Papua meninggalkan budaya itu. Warga Papua diminta berjuang dengan cara damai.
“Kami harap orang Papua menjaga keamanan negeri dan tanahnya sebagai lehurnya. Tidak boleh orang lain mengacaukan tanah ini,” pintanya. Socrates menyatakan, sudah saatnya penderitaan dan tetesan darah diatas tanah ini diakhiri. Penghapusan akan penderitaan itu harus dilakukan dengan cara damai dan bermartabat.
“Gereja tidak akan pernah tinggal diam. Suara kami sudah terdengar dimana-mana. Tak selamanya suatu bangsa dijajah terus menerus. Ada saatnya membela harga diri dan martabatnya,” tegasnya.
Sementara itu, wakil ketua panitia konferensi perdamaian tanah Papua, Markus Haluk mengatakan, suara rakyat yang hendak dibicarakan dalam pegelaran konferensi. Namun, disampaikan dengan cara yang berbeda yakni dengan diwakili orang-orang tertentu. Semua materi soal penderitaan rakyat juga akan dibicarakan. Mekanisme penyampaiannya juga jelas berbeda.
Menurut Markus, melalui konferensi itu, masalah yang selama ini disuarakan oleh rakyat Papua akan diidentifikasi. “Masalah-masalah yang selama ini dipersoalkan oleh rakyat akan diinfentarisir dan dicarikan solusi,” paparnya.
Dia menambahkan, selain itu, masalah akan diklasifikasikan dalam 5 bidang. Pertama, persoalan politik. Kedua, persoalan keamanan. Tiga, masalah pelanggaran HAM. Empat, persoalan ekonomi dan lingkungan hidup. Terakhir, persoalan sosial budaya. Hasilnya akan dirumuskan dan dideklarasikan dihari terakhir konferensi, Kamis (7/7) pekan depan. “Ini masalah yang kita akan bicarakan dalam konferensi. Bukan solusi yang dibahas,” tandasnya. (Bayori)
𝐈𝐬𝐫𝐚𝐞𝐥𝐢 𝐩𝐫𝐞𝐦𝐢𝐞𝐫 𝐬𝐚𝐲𝐬 𝟏𝟓𝟑 𝐭𝐨𝐧𝐬 𝐨𝐟 𝐛𝐨𝐦𝐛𝐬
𝐝𝐫𝐨𝐩𝐩𝐞𝐝 𝐨𝐧 𝐆𝐚𝐳𝐚, 𝐚𝐝𝐦𝐢𝐭𝐬 𝐛𝐫𝐞𝐚𝐜𝐡 𝐨𝐟
𝐜𝐞𝐚𝐬𝐞𝐟𝐢𝐫𝐞 𝐝𝐞𝐚𝐥
-
*At least 44 Palestinians killed in Israeli strikes in Gaza on Sunday
despite ceasefire*
Abdelraouf Arnaout, Rania Abu Shamala, AA. com, 20.10.2025
Is...
15 hours ago
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here