Bendera RI, OPM, PNG (foto ilurs) |
Sebuah media onine nasional www.inilah.com menerbitkan satu opini yang berjudul Konspirasi Internasional Hancurkan NKRI?, Artikel ini ditulis oleh Derek Manangka, yang di terbitkan kolom opini.
Artikel ini di tulis berhubungan dengan
panasnya isu hubungan diplomatik antara Indonesia denganPNG. Insiden
buntutnnya hubungan ini bemula dari kasus pengintaian oleh dua pesat
tempur angkatan udara pertahanan RI yang mengintai atau mengintimindasi
pesawat Jet yang ditumpangi Wakil PM PNG Belden Namah dan para pejabat
senior PNG . Saat itu mereka baru pulang tugas dari Malaysia.
Awalnya media australia seperti ABC
Australia melaporkan bahwa ada tuduhan yang mengatakan militer
Indonesia memang sengaja melacak pesawat tersebut. Wakil PM PNG, Belden
Namah, mengatakan aksi ini adalah tindakan agresif dan
intimidasi. “Saya sangat marah. Saya menuntut penjelasan. Jika tidak
ada penjelasan selama 48 jam, semua hubungan diplomatik antara
Indonesia dengan Papua Nugini akan tegang,” kata Namah.
Namun dalam artikel itu kasus ini telah dikaitkan dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM),
Seperti ini bunyi artikel yang di kaitkan dengan OPM:
Aroma permusuhan itu disampaikan PNG pada saat Indonesia sedang menghadapi pekerjaan yang cukup berat. Yaitu gangguan OPM (Organisasi Papua Merdeka) di Papua provinsi Indonesia yang berbatasan langsung dengan PNG. Eksistensi OPM di Papua pun sedang diberi dorongan semangat oleh pegiat LSM internasional.Sehingga jika pernyataan permusuhan itu dikaitkan dengan gerakan-gerakan OPM, setidaknya akan terlihat adanya benang merah dan kesamaan kepentingan antara PNG dan OPM serta LSM internasional.Peryataan pemimpin PNG itu bisa jadi merupakan sinyal bahwa negara itu memang berkeinginan memunculkan sebuah hubungan yang tidak harmonis antara RI dan PNG.Dengan hubungan yang tidak harmonis, sangat mudah bagi PNG untuk memberikan semacam bantuan ataupun suaka kepada pengikut OPM yang mencari perlindungan di PNG. Berhubung hubungan Jakarta-Port Moresby tidak harmonis, O’Neill bisa berpura-pura tidak tahu atau cuci tangan.Bagi OPM sendiri ketidak harmonisan Jakarta-Port Moresby akan menjadi sesuatu yang menguntungkan. Suplai bantuan yang sulit mereka dapatkan melalui wilayah manapun, kelak bisa dilakukan lewat PNG. Lalu bagaimana Indonesia merespon ancaman PM PNG itu ?Indonesia tidak perlu panik. Terutama karena putusnya hubungan diplomatik kedua negara, tidak akan banyak merugikan Indonesia. Yang akan menderita kerugian terbesar justru pihak PNG. Negara ini mau tidak mau akan membayar mahal semua ekspor dan impornya ke kawasan Asia. Sebab dengan tidak bisa melewati wilayah udara dan laut Indonesia, perjalanan ke dan dari Asia ke PNG, otomatis akan menjadi mahal.Hanya saja bersamaan dengan sikap yang tidak panik, Indonesia juga harus mewaspadai manuver-manuver masyarakat internasional. Bisa saja PM PNG John O’Neill hanya dijadikan sebagai “umpan” oleh masyarakat internasional untuk mengusik Indonesia.Setelah terusik, persoalan yang akan mereka soroti adalah soal penegakan HAM di Papua, terkait dengan keinginan OPM untuk mendirikan negara sendiri, berpisah dari NKRI. Kewaspadaan ini penting sebab sekalipun PNG hanya merupakan sebuah negara berkembang di pintu Pasifik, tetapi merupakan anggota negara-negara persemakmuran.Dalam kasus-kasus tertentu, negara-negara anggota persemakmuran yang induknya Inggris Raya, kadang kala bersatu walaupun sifatnya hanya sementara. Negara persemakmuran yang bertetangga dengan Indonesia antara lain, Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam dan Australia.
Pertanyaannya kenapa indonesia menganggap perjuangan orang papua sering di curingai dengan berbagai manufer politiknya?
Kalau memang Indonesia tidak melakukan
apapun saat perjalanan wakil PM PNG, kenapa tidak menjelaskan kepada
pemerintah PNG, apa yang harus kaitkan kasus mereka pada OPM.
Apakah Perjuangan orang papua memang harus menjadi alat untuk menufer politik mereka??
Sangat tidak bijaksana jika kasus mereka kaitkan dengan perjuangan mulia anak bangsa papua barat tercinta.
Oleh, Turius wenda
Ketua Forum Gerakan Pemuda Baptis Papua (FGPBP)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here