Update by Jubi
Anggota DPR RI, Mahfudz Siddiq (IST) |
Jayapura)---Anggota DPR RI, Mahfudz Siddiq,
mengecam Menteri Luar Negeri Australia Bob Carr yang menurutnya memiliki
standar ganda, setelah Carr menyerukan penyelidikan terhadap pembunuhan
Mako Tabuni, Wakil Ketua I Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Dalam wawancara dengan media Australia, The Age (30/8), Mahfudz Siddiq meminta Carr agar berhati-hati dengan pernyataan mereka karena bisa menunjukkan standar ganda yang dimiliki Australia.
"Menurut pendapat saya, itu terlalu jauh untuk Bob Carr menyebutkan pelatihan HAM bagi Densus 88. Apakah Australia memberikan komentar ketika aktivis Islam terbunuh atau terluka oleh Densus 88?" tanya Mahfudz.
Dalam wawancara yang sama, Mahfudz Siddiq, Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengkonfirmasi keberadaan Detasemen Khusus Anti-Teror (Densus 88) di Papua. Disebutkan oleh Mahfudz, keberadaan Densus 88 di Papua karena serangkaian kekerasan yang terjadi di Papua sudah bisa dilihat sebagai teror. Termasuk serangkaian kekerasan yang dituduhkan kepada Mako Tabuni selama ini.
"Itu yang membuat kehadiran Densus 88 dan keterlibatannya dalam beberapa kasus di Papua sebagai tugas mereka. Beberapa kasus di Papua Barat pada waktu itu sudah dilihat sebagai teror," kata Mahfudz.
Menlu Australia, Bob Carr, ketika wawancara live di Stasiun Televisi Australia, ABC, mengatakan bahwa Australia tak pernah ragu untuk terus mengangkat isu Hak Asasi Manusia (HAM) di dua provinsi Indonesia, Papua dan Papua Barat.
"Namun, sekali lagi, itu terjadi dalam konteks kita konsisten mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua, dan pada saat yang sama menegaskan hak kita sebagai teman dan tetangga untuk mengangkat isu-isu hak asasi manusia - paling baru yang satu ini (keberadaan Densus 88 di Papua)." kata Caar. (Jubi/Victor Mambor
Dalam wawancara dengan media Australia, The Age (30/8), Mahfudz Siddiq meminta Carr agar berhati-hati dengan pernyataan mereka karena bisa menunjukkan standar ganda yang dimiliki Australia.
"Menurut pendapat saya, itu terlalu jauh untuk Bob Carr menyebutkan pelatihan HAM bagi Densus 88. Apakah Australia memberikan komentar ketika aktivis Islam terbunuh atau terluka oleh Densus 88?" tanya Mahfudz.
Dalam wawancara yang sama, Mahfudz Siddiq, Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga mengkonfirmasi keberadaan Detasemen Khusus Anti-Teror (Densus 88) di Papua. Disebutkan oleh Mahfudz, keberadaan Densus 88 di Papua karena serangkaian kekerasan yang terjadi di Papua sudah bisa dilihat sebagai teror. Termasuk serangkaian kekerasan yang dituduhkan kepada Mako Tabuni selama ini.
"Itu yang membuat kehadiran Densus 88 dan keterlibatannya dalam beberapa kasus di Papua sebagai tugas mereka. Beberapa kasus di Papua Barat pada waktu itu sudah dilihat sebagai teror," kata Mahfudz.
Menlu Australia, Bob Carr, ketika wawancara live di Stasiun Televisi Australia, ABC, mengatakan bahwa Australia tak pernah ragu untuk terus mengangkat isu Hak Asasi Manusia (HAM) di dua provinsi Indonesia, Papua dan Papua Barat.
"Namun, sekali lagi, itu terjadi dalam konteks kita konsisten mengakui kedaulatan Indonesia atas Papua, dan pada saat yang sama menegaskan hak kita sebagai teman dan tetangga untuk mengangkat isu-isu hak asasi manusia - paling baru yang satu ini (keberadaan Densus 88 di Papua)." kata Caar. (Jubi/Victor Mambor
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here