Buku ke-15 Socratez S. Yoman |
Jayapura, 14/3 (Jubi) – Buku ke -15 yang berjudul ‘Apakah
Indonesia Duduki Bangsa Papua’ yang ditulis oleh pendeta Socratez Sofyan
Yoman ditolak oleh salah satu penerbit buku di Yogyakarta. Tak hanya
ditolak, buku itu juga dilarang beredar.
Hal ini disampikan Socratez Sofyan Yoman kepada tabloidjubi.com di
Abepura, belum lama ini. Menurut dia, buku bertajuk ‘Apakah Indonesia
Duduki Bangsa Papua’ sudah dikirim ke salah satu penerbit di Yogyakarta
yang biasa menerbitkan bukunya, namun ditolak. “Saya ditelfon dari
penerbit, katanya buku itu tidak bisa diterbitkan. Jadi, saya bilang
sama mereka, kirim balik kembali ke tanah airnya,” kata Socratez.
Penerbit tak berani mencetak buku tersebut karena isinya dinilai
‘makar.’ Akhirnya, mereka (penerbit) memutuskan untuk mengembalikannya
ke penulis. Sebelum dicetak, Pemerintah sudah melarang buku itu beredar
di khayalak umum.
S. Sofyan Yoman |
Karena, isi dari dalam buku tersebut dinilai bersifat
makar. Tak hanya buku itu yang dilarang beredar, sebelumnya, salah satu
buku dari Yoman berjudul ‘Pemusnahan Etnis Melanesia’ dengan sub judul
Memecah Kebisuan Sejarah Kekerasan di Papua Barat, penerbit Galang Press
pada 2007 lalu, juga dilarang beredar. Buku tersebut juga dinilai makar
dan provokatif.
Pendeta Socratez Sofyan Yoman adalah salah satu sosok pemimpin gereja
ternama di Papua. Kini, warga jemaatnya mempercayakan ia menduduki
jabatan Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis
Papua.
Selain melayani, dalam kesehariannya, Yoman mengeluti dunia tulis
menulis. Hingga kini, sudah 14 buah buku yang ditulis olehnya dan
diterbitkan lalu beredar di pasaran dan toko buku.
Diantaranya,
Pemusnahan Etnis Melanesia, Suara Bagi Kaum Tak Bersuara, Otonomi,
Pemekaran dan Merdeka, Otonomi Khusus Papua Telah Gagal.
Selanjutnya,
buku ke-14 yang baru saja diluncurkan pada Rabu, 6 Maret 2013 lalu di
Kotaraja, Abepura, Jayapura, Papua, bertajuk ‘Saya Bukan Bangsa Budak.’ (Jubi/Musa)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here