TEMPO Interaktif, Jayapura - Kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama rupanya menjadi tumpuan harapan banyak kalangan. Termasuk dalam menyelesaikan masalah kehadiran PT Freeport di tanah Papua. SOURCE
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia di Papua yang meminta Presiden Obama agar ikut menyelesaikan masalah masuknya Freeport di Papua. Kehadiran perusahaan Amerika yang telah beroperasi di Papua sejak 1967 itu dinilai tidak melibatkan pemilik tanah.
“Kami sambut Obama ke Indonesia dengan catatan, Presiden AS itu harus jujur dan berani mengungkap pelanggaran HAM pada masa lalu dan pernah ada konspirasi dengan PBB, Belanda dan Indonesia untuk kepentingan ekonomi atas PT Freeport,” kata Matius Murib, Wakil Ketua Komnas HAM Papua di Jayapura, Selasa (9/11).
Menurutnya, pergolakan masa lalu, yang juga diketahui oleh Amerika Serikat, atas masuknya Papua ke Indonesia lewat Penentuan Pendapat Rakyat 1969, perlu juga diluruskan kembali oleh Obama. “Karena politik, Papua dipaksakan masuk ke dalam Indonesia pada Pepera, Obama harus mengakui kesalahan ini,” ujarnya.
Menurut Komisi HAM Papua, jika Amerika sudah mengakui khilaf dan bersalah atas masalah di Papua, solusi bagi Papua akan tercapai dengan sendirinya. “Mengakui kesalahan ini sebagai langkah rekonsiliasi masa depan yang damai bagi semua.”
Di Jayapura, kedatangan Obama disambut sejumlah warga dengan penuh sukacita. “Kami akan menyampaikan masalah Papua Barat, kami ingin bertemu dengan Obama,” kata Mako Tabuni, juru bicara Komite Nasional Papua Barat.
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here