PAPUA - Sekretaris Jenderal Tentara Pembebasan Nasional (TPN ), sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) Wlayah Pegunungan Papua Jenderal Antonius Wenda mengatakan penembakan warga Kampong Kalome Kabupaten Puncak Jaya, Papua, terjadi pagi saat warga masih tidur.
"Saat itu, kami sedang melakukan penjagaan malam hari di Kampong Kalome, dan mendapat rentetan tembakan peluru dari aparat TNI AD yang diarahkan ke dalam rumah hingga mengenai anak anak dan orang tua," ujar Antonius saat menghubungi Tribunnews melalui telepon satelit, Kamis (14/7/2011).
"Kami sampai kapan pun siap melakukan kontak senjata dengan aparat TNI sampai kami merdeka, karna ini adalah perjuangan kami bangsa Papua Barat," kata Antonius Wenda.
Seorang ibu bersama tiga anak kecil menjadi korban penembakan aparat militer di Kampong Kalome Kabupaten Puncak Jaya, Papua.Source Link: http://www.tribunnews.com/2011/warga
Mereka terluka dalam kontak senjata pasukan TNI AD dari Batalyon Infateri (Yonif) 753/ Arga Vira Tama (AVT) Nabire lawan gerombolan sipil bersenjata yang diduga Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Ny Dekimira (50 tahun), seorang ibu terkena tembakan pada kaki sebelah kanan. Anak kandungnya, Jitoban Wenda (4), juga terkena luka pada kaki sebelah kiri. Dua anak lainnya, tetangga Dekimira, yakni Dekimin Wenda (3), dan Dimison Wenda (8) tahun. Keduanya nama terakhir terkena peluru pada bagian kaki kiri. Keempat warga sipil itu menjadi korban pada insiden yang terjadi dini hari itu.
Informasi lain menyebut, selain jatuh korban dari warga sipil, korban juga jatuh dari pihak militer. Dikabarkan, empat orang prajurit TNI AD menjadi korban luka tembak oleh anggota TPN OPM. Keempatnya saat ini berada di rumah sakit Marten Indey Jayapura.
Jatuh korban pada ibu-ibu dan anak-anak terjadi karena para laki-laki dewasa ikut membantu TPN-OPM saat kejadian, sehingga tidak ada yang berada di honay, rumah adat khas Papua.
Panglima kodam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triasunu membantah peristiwa tersebut. "Kami hanya melakukan pengejaran terhadap pihak TPN OPM di wilayah pegunungan, karena Papua adalah bagian dalam NKRI," ujarnya.
Mengenai adanya warga sipil yang menjadi korban dari peristiwa kontak senjata sersebut, jenderal berbintang dua itu mengakuinya. "Kemungkinan ada, namun kami belum mendapat laporan dari pos kami di Puncak Jaya," katanya menandaskan.
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wiryantoro kepada Tribunnews, Kamis (14/7), tidak bersedia berkomentar terhadap informasi tersebut. "Itu operasi terkait pengerahan kekuatan TNI. Kalau menyangkut pembinaan personel TNI AD, atau terkait kekuatan TNI AD murni, saya bisa jawab. Tapi kalau sudah menyangkut pengerahan kekuatan TNI, silakan tanya ke Pendam Cendrawasih dan Mabes TNI," kata Wiryantoro. (tribunnews/andre kirwel/domu d ambarita)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here