Puncak Papua-SPB,- Situasi Kota Ilaga, Ibukota Kabupaten Puncak, Papua, Kamis malam, 5 Januari 2012, dilaporkan masih mencekam. Sedikitnya 20 penduduk perempuan dan anak-anak memilih ke Timika, sementara puluhan lainnya masih tertahan di Ilaga.
Konflik Papua (foto sbp-iltr) |
Hubungan komunikasi ke Ilaga hingga
Kamis masih sulit dilakukan. Tetapi menurut sejumlah penduduk yang tiba di
Bandara Mozes Kilangin Timika. Pada Kamis tidak ada bentrok antara pendukung
calon Bupati Simon Alom dan Elvis Tabuni.
Menurut Ketua Komisi A DPRD
Kabupaten Puncak, Yunus Kelabetme, pada Kamis dua jenasah 2 orang 1 laki-laki
dan seorang perempuan perempuan yang belum diketahui identitasnya, ditemukan
warga. “Tidak ada bentrok antar warga. Warga masih urus soal tiga jenasah yang
sudah ditemukan,” kata Yunus yang di konfirmasi SPB kamis,5/2012
Menurut Yunus jenasah
laki-laki dan perempuan yang menderita luka tembak pada bentrok berdarah Rabu,
4 Januari 2012 , pada Kamis sudah dibakar. Sehari sebelumnya, jenasah Kepala
Puskesmas Ilaga, Karel Mayau, juga sudah dibakar.
Tradisi bakar jenasah lazim
dilakukan penduduk Papua Pegunungan Tengah, ketika perang terjadi diantara
mereka.Pada Kamis pagi, dengan menggunakan pesawat Trigana Air, sebanyak 20-30
penduduk Kota Ilaga tiba di Bandara Mozes Kilangin Timika. Sebagian besar
perempuan dan anak-anak.
Menurut seorang pekerja
konstruksi di Kota Ilaga, John, ketika mendarat di Bandara Timika, masih banyak
penduduk yang ingin ke Timika. Tetapi jalan ke Lapangan Terbang Ilaga diblokir
oleh pendukung salah satu calon bupati lengkap dengan senjata api.“Hingga tadi
(Kamis) pagi situasi Kota Ilaga masih mencekam. Bupati dan semua pejabat daerah
dilarang keluar dari Ilaga. Massa juga melakukan aksi palang jalan ke arah
bandara (lapangan terbang) dengan kayu,” kata John.
Menurut pengakuan John, ada
enam warga yang tertembak. Dua diantara langsung meninggal. Lokasi bentrok,
kata John, terjadi di Distrik Ilame, Kabupaten Puncak, Papua. “Banyak juga
warga yang luka kena panah dan kondisinya kritis. Saat bentrok ada warga sipil
yang bawa dua pistol dan senjata laras panjang,” kata John.
John dan sejumlah penduduk
Ilaga mengeluhkan kurangnya frekuensi penerbangan ke daerah terpencil itu. Pada
Kamis hanya ada satu penerbangan ke Timika. “Hari ini (Kamis) hanya ada satu
penerbangan. Ini membuat evakuasi korban luka dan tewas tidak dapat dilakukan.
Warga berharap pemerintah dan pihak terkait dapat ke lokasi dan menyelesaikan
persoalan ini,” kata John.
Sebelumnya di tahun 2011,
bentrok terjadi pendukung dua kandidat bupati Simon Alom dan Elvis Tabuni di
kabupaten itu, pada insiden itu sekitar 21 warga tewas dan tidak sedikit pula
terluka (@tw)
hati-hati ada yang bermain di papua............rakyat awam yg jadi korban sia-sia
ReplyDelete