Photo Ilustrasi |
Nabire Voice-Baptist,--Dewan
Adat Papua Wilaya Meepago, R.B. Pinibo melalui telepon selulernya
kepada media ini, Jumat (22/6) mengecam larangan yang dikeluarkan oleh
Indonesia atas wartawan asing untuk Papua.
“Banyak wartawan asing yang
ingin meliput aktvitas budaya orang Papua. Tetapi, negara batasi.
Kami
mengecam tindakan negara. Buktinya, sepanjang 2012 ini yang tercatat
hingga hanya satu izin liputan ke Papua bagi jurnalis asing,” kata
Pinibo.
Ia mengatakan, budaya orang dan alam Papua itu unik. Karena itu
banyak jurnalis tertarik untuk datang ke Papua. Kata dia, tidak hanya
itu, kondisi kami saat ini di bidang pendidikan, ekonomi, dan kesehatan
juga buruk. Maka, wartawan datang untuk meliput dan publikasikan supaya
ada dukungan.
“Jangan
lihat Papua dari kaca mata politik. Sejak dulu lihat kami dari kaca
mata politik, makanya kami tidak maju-maju. Padahal kami juga ingin
maju. Budaya kami maju. Pendidikan kami maju. Ekonomi kami maju. Semua
bidang kami ingin maju. Saya bicara dri sisi adat,” katanya.
Ia
mengatakan, banyak orang salah kaprah lihat Papua. Masalah pendidikan,
ekonomi, kesehatan itu beda dengan politik. “Secara politik orang Papua
ingin merdeka. Itu bukan karena kami tidak sejahtera. Soal politik
adalah masalah sejarah. Soal politik adalah soal harga diri bangsa. Itu
ada yang urus katanya. Jadi, saya hanya bilang, Indonesia tolong kasih
kesempatan wartawan asing untuk liput di Papua,”katanya. *
Source: Here
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here