"Socratez; Buku ini ditulis sebagai salah satu upaya untuk menghilangkan stikma OPM, Seperatis, Makar yang sering mengalamatkan terhadap orang papua"

Pdt. Socratez S Yoman
Sementara itu, Herman Awom yang diundang untuk mengomentari buku terbaru karya Socratez tersebut mengatakan bahwa nilai atau bobot buku karya Socratez adalah adanya pelarangan peredaran buku-bukunya.
“Mengapa buku-bku itu dilarang oleh Jaksa Agung, karena buku-buku itu memuat pengaman orang Papua, tentang sejarahnya yang dibengkokkan, pengalaman Pepera yang dibengkokkan, kemudian mengenai pelanggaran HAM di Papua yang tidak dituntaskan, kekerasan di Papua,” ungkapnya saat ditemui usai acara peluncuran.
Dikatakan, dari sisi Gereja, ia menulis sebagai pendeta yang berkhutbah melalui tulisannya yang tidak semua gereja berani menulis seperti yang dilakukan Socratez. “Saya melihat bahwa beliau menggunakan satu terminology yang selalu menimbulkan kekerasan OPM,” lanjutnya.
Menurut mantan pimpinan sinode dan sebagai seorang Emiritus, bahwa Socrates menulis sebagai seorang pengkhotbah melalui tulisannya. “Saya melihat bahwa ia memilih jalan itu, berkhotbah dengan cara menulis, supaya orang baca, supaya orang tahu,” jelasnya.(aj/don/03)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here