Laporan Bintang Papua
DEMO TUNTUT REFERENDUM
JAYAPURA - Ribuan massa dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB) melakukan demo menolak kedatangan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke Jakarta dan menuntut kepada PBB segera bertanggungjawab atas integrasi Bangsa Papua Barat ke dalam pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sayangnya demo KNPB yang biasanya damai, maka kemarin mulai berubah menjurus jadi anakis. Seperti yang dilakukan di Expo sekitar Pukul 13.15 massa KNPB yang melakukan demo di daerah Expo-Waena melakukan pengrusakan satu truck Polisi Dalmas Polresta Jayapura Kota, dimana mengakibatkan kaca mobil truck polisi Dalmas mengalami keretakan yang sangat parah.
Sekitar Pukul 15.00 massa KNPB yang dari arah Expo-Waena tiba didepan Kantor Pos Abepura atau Toko Citra melakukan aksi pelemparan batu ke arah kantor atas toko tersebut, yang dimana mengenai para pegawai Kantor Pos Abepura, warga yang tinggal di belakang Toko Citra. Bahkan wartawan media cetak dan elektronik yang mana saat melakukan peliputan aksi demo tersebut tak luput dari kejaran massa. Akibat dilempari massa kaca jendela dan kaca pintu utama dari Kantor Pos Abepura mengalami retak.
Massa KNPB yang menggelar demo dengan berjalan kaki dari Waena menuju kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) tepat pukul 15.11 WIT kemarin sore, Selasa (20/03/2012). Massa yang dipimpin langsung Ketum KNPB Pusat, Buktar Tabuni melakukan orasinya menyatakan pernyataan politiknya di depan halaman kantor Polsekta Abepura atau Kantor Pos Abepura, dikarenakan tujuan demo KNPB sebenarnya adalah mendemo kantor MRP, namun massa KNPB memadati sepanjang ruas badan jalan didepan kantor Polsekta Abepura atau Kantor Pos Abepura. Pendemo langsung tumpah ruah di depan Kantor Kantor MRP atau Kantor Pos Abepura. Massa KNPB dalam orasinya yang disampaikan Buktar Tabuni itu, intinya menolak kedatangan Sekjen PBB yakni Ban Kie Moon ke Indonesia sebelum hak untuk menentukan nasib sendiri (Self Determination) atau menuju Referendum ulang bagi Bangsa Papua Barat.
Mereka menyatakan, PBB segera bertanggungjawab atas pencaplokan wilayah Bangsa Papua Barat ke dalam pangkuan NKRI melalui PEPERA 1961 dan PBB segera hentikan kerjasama bilateral dengan Pemerintah Indonesia serta stop (baca, menghentikan) stigmanisasi Bangsa Papua Barat sebagai separatis, makar maupun gerakan pengacau keamanan (GPK) dari Pemerintah Indonesia.
“Kami rakyat Bangsa Papua Barat menuntut Referendum, perjuangan kami Bangsa Papua Barat adalah perjuangan untuk membebaskan diri dari segala bentuk penindasan dan eksploitasi diatas Bumi Cenderawasih ini, Pemerintah Indonesia segera mengangkat kaki dari wilayah Negara Papua Barat dalam waktu dekat ini dan tanpa syarat,” teriak massa pendemo dengan perkataan Papua Merdeka dan sambil mengangkat tangan sebelah kiri yang merupakan bentuk perlawanan massa KNPB. Massa KNPB yang datang berdemo didepan kantor Polsekta Abepura atau Kantor Pos Abepura kemarin siang hingga sore hari, terdiri atas berbagai kelompok massa KNPB termasuk unsur pergerakan KNPB yakni PRD Numbay dan PRD Tabi.
Dalam berdemo di depan Kantor Polsekta Abepura atau Kantor Pos Abepura massa KNPB meluapkan segala emosinya hingga mencela Negara Amerika Serikat sebagai Bangsat dan Negara Indonesia dihapuskan diatas Tanah Papua Barat ini. Dalam orasi politik yang disampaikan oleh Mama Tiom dikatakan, bahwa kami ingin merdeka dan terbebas diri dari penderitaan bangsa rakyat Papua Barat yang telah dijajah oleh Negara Indonesia. “Kami ingin meminta kemerdekaan secara penuh dan mengembalikkan hak politik serta ingin berdiri sendiri,” katanya.
Pernyataan sikap yang sama disampaikan juga oleh Sebby Sambom. Isi pernyataannya sama yakni menuntut kemerdekaan Bangsa Papua Barat. Bahwa kita harus berfikir untuk berjuang meraih kemerdekaan tanpa hentinya sampai titik darag penghabisan hingga datang waktunya kita menentukan nasibnya sendiri (Self Determination).
Sedangkan orasi dari salah satu tokoh mantan Tapol/Napol Papua Barat yakni Saul Bomay dikatakannya, bahwa Tapol/Napol merupakan OPM-nya politik, sedangkan TPN merupakan militernya OPM. Kami berjuang untuk kemerdekaan bangsa Papua, maka itu kita harus bersatu hingga kita pasti bisa merdeka.
Massa terus melakukan orasi Politiknya didepan ruas badan jalan Kantor Polsekta Abepura atau kantor Pos Abepura, hingga jalan raya yang menghubungkan antara Kotaraja, Abepura dan Waena ini ditutup untuk umum demi keamanan dan mengalami kemacetan yang sangat panjang, masyarakat pengguna jalan yang akan melintas jalan tersebut, sehingga demo berakhir tepat pukul 18.00 Waktu Papua.
KNPB dalam pernyataan sikapnya, menyampaikan beberapa hal terkait keinginan dari rakyat Bangsa Papua Barat yang dijadikan sebagai suatu tuntutan, dan tuntutan tersebut adalah, dimana Pemerintah Indonesia diminta segera melakukan Referendum di atas Tanah Papua, dengan tegas menolak kedatangan Sekjend PBB, Ban Kie Moon ke Indonesia, PBB harus bertanggungjawab atas pencaplokan wilayah dari Bangsa Papua Barat kedalam Pangkuan NKRI dan mendesak masyarakat dunia Internasional dan IPWP atau ILWP untuk menekan PBB, sehingga Bangsa Papua Barat dapat menentukan nasibnya sendiri melalui mekanisme Referendum Bangsa Papua Barat.
Pantauan Bintang Papua demo ini dimulai dari berkumpulnya beberapa orang di depan Terminal Expo, sekitar pukul 10.15 WIT, sambil membentangkan spanduk yaitu Referendum bagi Bangsa Papua Barat dan sejumlah spanduk lainnya yang bertuliskan Bahasa Inggris.
Selain itu, sekitar empat orang perwakilan dari KNPB dibawah pimpinan Mako Tabuni (Ketua I KNPB) setibanya di Pangkalan Taxi Perumnas III, Waena langsung melakukan penggalangan massa baik mengajak dari kalangan masyarakat maupun mahasiswa yang berada disekitar lokasi tersebut, guna ikut melakukan aksi demonstrasi di halaman Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk menolak kedatangan Sekjend PBB, Ban Kie Moon ke Indonesia serta meminta penentuan nasib sendiri maupun menuntut Referendum atas Bangsa Papua Barat.
Dan usai aksi demo didepan kantor MRP, Ketua I KNPB Pusat, Buktar Tabuni melakukan jumpa pers dalam intinya menolak kehadiran Ban Kie Moon dan meminta maaf atas perlakuan dari anggota KNPB terhadap wartawan media cetak dan elektronik baik itu media lokal maupun media nasional.
Massa yang berjumlah 500-an orang ini langsung melakukan longmarch atau berjalan kaki dari Expo, Waena menuju Abepura yakni tepatnya di Kantor MRP, dimana aksi demo tersebut dibawah pimpinan Buktar Tabuni dan Mako Tabuni bergabung dengan massa pendemo lainnya. (CR-36/ven/don/l03)
bnar skali, REFERENDUM itu adil dan bermartabat. kt org papua masi mengargai INA. PBB jg jgn maen kucing2an. suda tao prnah bwt masalah jd sgera slesaikan. indonesia jg hrus sadar bhw indo. hanya membangun papua 5 thn sj tp skrg suda brapa thn. jd sgera selesaikan scara adil n brmartabat n sgera tingalkn west papua
ReplyDelete