Published in Volkskrant ( Hakim bahabol fhoto Hakim) |
Menurut Bahabol kendaraan tank itu nanti akan bisa digunakan untuk
menghadapi apa yang oleh Jakarta dicap sebagai "separatis". "Jual Tank
Kembali Mengkhianati Warga Papua," demikian koran de Volkskrant.
Bahabol adalah anggota parlemen Papua Barat yang dilarang di
Indonesia. "Kami rapat secara rahasia, di gereja atau di hutan." Minggu
lalu ia berkunjung ke Belanda bersama dua aktivis lain. Mereka bertemu
dengan anggota parlemen dari partai kanan populis PVV, partai sosialis
SP dan partai Kristen konservatif ChristenUnie.
Revolusi damai
Bahabol dan delegasinya mengimbau pemerintah Belanda agar mengkampanyekan referendum bagi kedaulatan propinsi Papua di bawah pengawasan dunia internasional. "Perjuangan kami tanpa kekerasan. Demonstrasi massal. Revolusi damai," kata Bahabol.
Bahabol membawa foto mengenai demonstran yang membawa spanduk dengan
tulisan dalam bahasa Belanda di mana warga Papua menuntut tanggungjawab
politik Belanda kepada warga Papua.
Di tahun 1961 warga Papua diberi bendera dan lagu kebangsaan sendiri
oleh pemerintah Belanda. "Siapa yang mengibarkan bendera itu sekarang,
diancam 15 tahun penjara," Bahabol mengingatkan.
Petisi
Berita tentang kekerasan di penjara-penjara di propinsi Papua sulit dilacak karena diplomat dan wartawan asing dilarang berkunjung ke propinsi tersebut. Warga Papua di Belanda mengimbau kabinet dan parlemen agar menyusun petisi sebagai "prakarsa warga sipil".
Petisi tersebut harus mengumpulkan 40.000 tanda tangan. Menurut pihak
pemrakarsa lewat situs di internet westpapoea.petities.nl sudah
terkumpul 5.000 tandatangan.
Jakarta menyebut gerakan kedaulatan Papua sebagai kelompok kecil.
"Tetapi referendum akan membuktikan sebaliknya," tegas Bahabol sambil
menambahkan bahwa pelaksanaan referendum harus menjamin kebebasan warga
Papua menyatakan pendapat mereka dan kelompok transmigran di Papua tidak
mengintimidasi warga Papua.
Separatis
Kabinet demisioner Belanda mau menjual tank Leopard yang tidak digunakan lagi. Ini juga berkaitan dengan penghematan di departemen pertahanan Belanda. Indonesia menyatakan berminat membeli tank yang total berharga 200 juta Euro.
Besar kemungkinan parlemen Belanda tidak menyetujui penjualan tank
itu kepada Indonesia dengan pertimbangan kendaraan lapis baja itu bisa
digunakan untuk mengadapi kelompok-kelompok yang oleh Jakarta dicap
sebagai "separatis, teroris dan sebagainya". Demikian koran de Volkskrant.
Sumber: Radio Nenderland
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here