Alm.Mako Tabuni tewas tersarang peluru Aparat Polisi |
JAKARTA, KOMPAS.com - Komite Masyarakat Adat Papua (Kampak Papua)
menuding Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko
Polhukam) Djoko Suyanto telah melakukan pembohongan publik terkait
kondisi pendekatan militer yang dilakukan TNI/Polri di Papua. Pemerintah
tidak pernah beritikad baik dalam membangun suasana damai dan kondusif
di Papua karena penegakan hukum seperti yang diutarakan olehnya adalah
bentuk pemalsuan atas sesungguhnya yang terjadi di Papua.
"Djoko
Suyanto jangan lagi berbohong pada publik terkait dengan pendekatan
militer di Papua. Pendekatan militer di Papua adalah jelas-jelas ada.
Buktinya adalah penembakan Mako Tabuni, pembubaran paksa demonstrasi dan
penyiksaan sipatisan KNKB hingga tewas (Yesa Mirin) dan Penyerangan
Batalyon Infantri 756 Wamena terhadap warga Kampung Honay Lama Wamena,"
ujar Dorus Wakum, Koordinator Umum Kampak Papua di Jakarta, Kamis
(05/07/2012).
Dirinya turut mencatat bahwa jumlah TNI dan Polri di
Papua jika dihitung lebih dari 25.000. Hal itu sangat tidak wajar
mengingat Presiden berkomitmen membangun damai di Papua dengan hati.
Jumlah pasukan militer yang besar di Papua tersebut menurutnya malah
menambah banyak masalah. Pasukan TNI dan Polri yang dikirim ke Papua
menurutnya tidak memahami Papua sehingga hal tersebut justru akan
memperburuk keadaan.
Penumpukan pasukan TNI dan Polri di Papua
yang merupakan pendekatan Militeristik membuat pendekatan damai dalam
jalur apresiasi budaya Papua jalan di tempat. Dia menandaskan bahwa
penyelesaian kekerasan dengan jalan pengiriman anggota TNI dan Polri
adalah kebijakan yang tidak dapat dibiarkan karena anggota TNI dan Polri
yang berasal dari luar Papua tersebut tidak paham akan adat, budaya dan
kebiasaan masyarakat Papua.
Statement Kampak Papua terkait dengan:
"Dia (Djoko Suyanto) harus jujur
karena presiden sendiri menyatakan untuk bangun Papua dengan hati. Jika
pejabat Indonesia terus berbohong kepada media massa dengan mengatakan
tidak ada pendekatan militeristik yang sebenarnya ada maka perdamaian di
Papua tidak akan kunjung terwujud," imbuhnya.
Editor :Pepih Nugraha ( http://nasional.kompas.com )
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here