2 Aktivis Papua Juga ditangkap di Wamena Dan Beberapa Warga di Kerom Luka - Luka
Lambert Perikir (Pimpinan OPM Wilayah RI-PNG) |
Jayapura VB,--Perayaan
Hari Ulang Tahun (HUT) Proklamasi Kemerdekaan Republik Papua Barat, 1
Juli 2012 yang dirayakan oleh Tentara Pembebasan Nasional, Organisasi
Papua Merdeka (TPN.OPM) dinodai dengan tindakan represi militer
Indonesia melalui TNI yang menembak mati salah satu warga Papua yang
merupakan Kepala Kampung Sawiyatami, Wembi. Indonesia melalui Polri juga
menangkap 2 warga Papua di Wamena tanpa alasan yang jelas. Rakyat Papua
terancam diatas negerinya sendiri.
Dari pantauan KNPBnews di Wamena, minggu
pagi (1/7) tadi pukul 06:00 wp, dua orang aktivis masing-masing Enor
Itlay (28) dan Semi Sambom (29) ditangkap oleh jajaran Polres Jayawijaya
saat keduanya sedang dalam perjalanan pulang ke kampung Pugima yang
tidak jauh dari kota Wamena. Tanpa alasan yang jelas, kedua aktivis ini
dibawa ke Mapolres Jayawijaya dan sedang diinterogasi.
Di Kerom, perbatasan RI-PNG, Yohanes
Yanafrom, salah satu kepala kampung ditembak mati oleh TNI yang sedang
melakukan patroli. Dari sumber Lambert Pekikir, Koordinator TPN.OPM dari
Markas Pusat Victoria selaku penanggung jawab HUT Proklamasih
Kemerdekaan Republik Papua Barat, 1 Juli 2012 bahwa dirinya telah
mendapat informasih langsung dari warga Papua di tempat kejadian bahwa
korban pada pukul 08.00 wp sedang mengendai motor dan diikuti oleh mobil
milik TNI yang melakukan patroli dan menembak langsung ke arah korban
hingga jatuh dan mobil yang dikendarai TNI melaju meninggalkan korban.
Melihat korban terjatuh, beberapa warga
bermaksud melihat korban yang terkapar di badan jalan, belum lama
kemudian iring-iringan mobil TNI kembali menuju ke tempat kejadian dan
melakukan penembakan secara membabi buta kepada warga yang sedang
mengamankan korban. Lalu warga berlari menuju hutan mengamankan diri.
Lambert menuturkan ada beberapa warga yang tertembak serpihan peluruh
TNI, lainnya luka-luka.
TPN.OPM Tolak Laporan Versi TNI dan Media Indonesia
Sementara itu, terkait pemberitaan media
yang melangsir laporan TNI bahwa penembakan terhadap Jhon (sebelumnya Yohanes) Yanifrom tersebut dilakukan oleh
kelompok Lambert Pekikir, ditolak dengan tegas oleh Lambert via telepon
pagi ini.
Jhon itu
anggota resmi TPN-OPM, dia juga kepala desa Sawyatami. Saat ini markas
besar OPM berduka atas kabar tersebut,” tegas Lambertus.
Lambertus mengatakan, dirinya terakhir bertemu dengan Jhon dua hari sebelum peringatan hari jadi Papua Barat. “Kami akan mancari tahu dengan cara kami atas kematian Jhon,” terang Lambertus.
Lambert selaku penanggung jawab perayaan HUT Proklamasih
mengatakan bahwa dirinya bersama seluruh pasukan menghargai hari
Proklamasih Kemerdekaan Republik Papua Barat, dan mulai dari kemarin
lalu (30 juni – 1 Juli -red) kami berada di titik perayaan HUT dan
melakukan upacara pengibaran bendera, sehingga lanjut Lambert, tidak
benar pasukannya melakukan penembakan terhadap warga Papua di pinggir
jalan.
Lambert mengatakan, sejak lalu, sesuai
rencana dirinya menyatakan kepada Republik Indonesia bahwa perayaan itu
akan dilakukan secara terhormat tanpa melakukan tindakan tembak
menembak, apalagi kepada warga sipil yang tidak berdosa. Kini TNI justru
melakukan penembakan dan menuduhnya sebagai pelaku penembakan terhadap
Yohanes Yanafrom. “Mana mungkin saya membunuh rakyat saya, apalagi
korban merupakan salah satu keponakan saya sendiri”, tegas Lambert
setangah sedih.
Lambert membenarkan pengibaran bendera
bintang fajar di tiga tempat, namun ketiganya dilakukan dalam rangka
memperingati HUT Proklamasih kemerdekaan Republik Papua Barat.
Pasca penembakan yang dilakukan oleh
TNI, sesuai pantauan lapangan, sekitar 8 truk Dalmas dari Brmob dan TNI
melakukan penyisiran dan pengejaran kepada warga Papua yang diduga
sebagai kelompok TPN.OPM. Sebagian besar warga di wilayah Kerom telah
mengungsi ke hutan. Warga dikabarkan dalam kondisi darurat.
Sumber: KNPBNews
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here