Buctar Tabuni & Mako Tabuni (Photo Dok) |
Sekalipun Buctar tidak hadir
dan tak pernah melihat mayat kolega perjuangannya, namun doa Buctar menyertai
Musa Tabuni. Melalui akun facebooknya, buchtar.tabuni@facebook.com, Buchtar
menuliskan
doa buat kolega sekaligus
saudaranya itu, Jumat 13/9.
"Sahabat karibku! Aku
tahu Kau telah pergi untuk selamanya, tanpa seijin ALLAH yang berhak mencabut
nyawamu, namun Aku pesan kepadamu. Jangan pernah, Kau ikut bawa pergi jiwa dan semangat
perLAWANan kepada musuhmu yang adalah musuhku dan musuh kita bersama.
Tinggalkanlah jiwa dan semangat perLAWANanmu bersama kami, supaya kami tetap
dan terus berjuang untuk membebaskan masa depan negeri dan anak cucu kita, agar
masa depan negeri dan anak cucu kita tidak boleh di jajah lagi. Seperti kita di
jajah hari ini.
Sahabat karibku! Kepergianmu
membuat jiwaku sakit, sedih dan tergetar marah. Andai saja kau pergi, lalu 1 tahun
kemudian kau harus kembali untuk menemuiku, saat itu juga aku harus memukulmu
sebagai tanda untuk melepaskan jiwa ragaku yang sedang sakit dan bergejolak
ini. Namun karena kau telah pergi untuk selamanya di alam baka sana, maka yang
harus ku lakukan adalah aku harus jatuh tersungkur di hadirat TUHAN YESUS, lalu
memohon penghiburan jiwaku yang sedang bergejolak karena kepergianmu.
Sahabat karibku! Aku janji.
Aku akan terus berjuang bersama Kebenaran KRISTUS buat pembebasan negeri dan
masa depan anak cucu kita. Semoga ada waktu TUAHAN yang indah buat kemerdekaan
bangsa kita, sebagai tanda pembalasan kepada musuhmu yang adalah musuhku dan
musuh kita bersama. Dan saat itu juga kita akan katakan: Perjuangan melawan
kolonial NKRI dari tanah perjanjian, Papua Barat telah selesai dan selamat
jalan penjara tuaku NKRI.
Editor: (Jubi/Mawel)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here