Rev. SOcratez Sofyan Yoman |
Jayapura Voice Baptist --- Badan Pelayan Pusat Persekutuan
Gereja-gereja Baptis Papua (BPP-PGBP) sangat prihatin dengan perilaku
aparat keamanan Indonesia yang bertugas di Tanah Papua yang menjalankan
tugas dan fungsi tidak professional, tidak beradab dan juga tidak
membangun simpati.
Sebaliknya, aparat keamanan menjadi bagian dari yang menciptakan
konflik dan kekacauan di Papua. Demikian penegasan Ketua Umum Gereja
Baptis Papua, Rev. Socratez Sofyan Yoman, dalam press release yang
dikirim ke redaksi suarapapua.com, Rabu (24/10) pagi ini.
Dikatakan oleh Yoman, peristiwa tanggal 23 Oktober 2012 di Manokwari
yang melarang masyarakat menyampaikan pendapat di depan umum, memblokir
jalan, menyerang, membubarkan, menembak , melukai, menangkap, menyiksa
dan memenjarakan rakyat sipil adalah kejahatan kemanusiaan.
“Perilaku aparat keamanan yang merendahkan martabat penduduk Asli
Papua seperti ini perbuatan terkutuk dan tidak bisa ditoleransi.
Aparat keamanan Indonesia selama ini menjadikan manusia Papua sebagai
musuh dan diperlakukan seperti hewan,” tulis Yoman.
Lanjut Yoman, perilaku aparat keamanan menunjukan watak kriminal
bukan sebagai pengayom dan pelindung rakyat. Apakah mereka berpikir
dengan pendekatan kekerasan akan menyelesaikan masalah Papua? Tidak
segampang dan tidak semudah yang aparat keamanan berpikir dan bertindak.
Aparat keamanan dengan cara dan perilakunya dapat merendahkan
kredilitasnya sendiri di mata rakyat Papua, rakyat Indonesia dan
masyarakat Internasional.
Disampaikan juga, aparat keamanan Indonesia berpikir bahwa dengan
kekerasan yang dipamerkan akan membuat shock teraphy untuk Penduduk
Asli Papua supaya tunduk pada kejahatan yang mereka tonjolkan.
“Aparat keamanan Indonesia telah gagal membangun simpati dari
Penduduk Asli Papua. Sebaliknya aparat keamanan memperkokoh kekuatan
moral dan nurani Penduduk Asli Papua untuk melawan dan berdiri atas
kehormatan dan martabat mereka di atas tanah leluhurnya,” ujarnya dari
Jayapura, Papua.
Menurut Yoman, kekerasan dan Kejahatan kemanusiaan yang dilakukan
aparat keamanan dari institusi TNI, POLRI, Densus 88, BRIMOB, Kopassus
di Tanah Papua selama ini justru memberikan bobot, kredit point,
dukungan solidaritas dan simpati, masyarakat Indonesia dan komunitas
internasional yang luas.
“Pemerintah Indonesia dinilai sebagai penjahat dan pembunuh manusia Papua dan rakyatnya sendiri,” tegasnya.
Karena itu, Yoman meminta agar aparat keamanan, TNI, POLRI, Densus 88 dan Brimob harus menghentikan penangkapan, pengejaran terhadap anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Karena itu, Yoman meminta agar aparat keamanan, TNI, POLRI, Densus 88 dan Brimob harus menghentikan penangkapan, pengejaran terhadap anggota Komite Nasional Papua Barat (KNPB).
Menurut Yoman, persoalan tersebut bukan masalah KNPB, tapi sebuah
persoalan Papua yang sangat kompleks yang dipersoalkan rakyat Papua,
yaitu: sejarah integrasi yang suram, status politik Papua dalam
Indonesia yang belum tuntas, pelanggaran HAM kejam, peminggiran penduduk
pribumi, pemusnahan etnis Papua, kemiskinan Orang Asli Papua di atas
sumber daya alam yang kaya.
“ Ini merupakan masalah kemanusiaan, rasa keadilan, kesamaan
derajat, dan martabat manusia. Aparat keamanan jangan merendahkan
martabat dan integritas manusia. Aparat keamanan jangan mengkaburkan
dan mengalihkan persoalan mendasar yang dipersoalkan Penduduk Asli
Papua selama ini dengan pendekatan kekerasan.
Kekerasan dan kejahatan kemanusiaan di Tanah Papua sudah melewati
batas-batas kemanusiaan yang sudah saatnya harus dihentikan. Ini
perilaku terkutuk dan tidak manusiawi.
Karena itu, solusi menyeluruh
harus ditempuh dengan dialog damai dan setara antara Indonesia dan Papua
tanpa syarat yang dimediasi pihak ketiga yang netral. Karena dialog
adalah jalan tanpa kekerasan yang menghormati martabat manusia.”
Seperti diberitakan, aksi ratusan massa KNPB di depan Kampus
Universitas Negeri Papua, Manokwari, Papua Barat, dibubarkan secara
paksa oleh aparat keamanan. 11 orang ditangkap, 9 orang diantaranya
mendapat pukulan dari Polisi, dua diantaranya terkena luka tembakan.
OKTOVIANUS POGAU
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here