Bucthar Tabuni |
Jayapura,--Kepolisian Daerah Papua Mengungkapkan Penangkapan Buctar Tabuni Cs pada
Kamis (7/6/2012) pukul 15.00 usai rapat dengar pendapat dengan DPRD.
Keduanya adalah Buchtar Tabuni dan Jefri Wandikbo. Mereka adalah pelaku
penghasutan dan perusakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jayapura,
Papua, pada 3 Desember 2010 silam yang langsir Kompas
"Telah ada proses hukum terhadap bersangkutan dan masuk tahap P21
(berkas perkara lengkap) oleh penyidik Polsek Abepura terkait
pengerusakan di lapas pada 2010. Selama ini yang bersangkutan sulit
untuk dihadapkan kepada JPU, dan kemarin penyidik telah melakukan
penangkapan tersebut," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Polri,
Komisaris Besar Boy Rafli Amar, di kantor Humas Polri, Jakarta, Jumat
(8/6/2012).
Berkas perkara Pimpinan Komite Nasional Papua Barat, Buchtar Tabuni
sudah lengkap. Berkas perkara ini terkait kasus penghasutan dan
perusakan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Jayapura, Papua, pada 3
Desember 2010. Selain Buchtar, ada juga Jeffrie Wandikbo yang ditetapkan
sebagai tersangka dalam kasus itu.
Buchtar Tabuni adalah salah satu tokoh Radikal demonstran di
Papua. Ia menjadi Ketua Organisasi Komite Nasional Papua Barat. Polisi
menduga ia juga yang menjadi aktor sejumlah aksi pengrusakan
fasilitas umum dan Universitas Cendrawasih di Abepura.
"Sejak
kemarin sore sampai malam, dan hari ini penyidik Polda Papua melakukan
pemeriksaan pada keduanya. Pagi ini mereka ditahan," sambung Boy.
Sebelumnya,
aksi perusakan pada 2010 itu terjadi karena para napi penghuni Lapas
Abepura mendengar kabar bahwa salah seorang rekannya, Miron Wetipo
ditembak mati oleh aparat keamanan. Miron adalah salah satu napi
berhasil kabur dari Lapas itu. Penembakan ini menimbulkan kemarahan
Tabuni dan sejumlah pengikutnya dari organisasi tersebut.
Informasinya organisasi ini juga tidak terdaftar di sana. Ada beberapa
peristiwa kekerasan berupa pengerusakan terhadap toko, sejumlah
fasilitas umum, termasuk kampus Universitas Cendrawasih dan pusat
pertokoan di Abepura, Wamena dan Sentani. Ada dugaan, keterlibatan yang
bersangkutan," lanjutnya.
Meski demikian, Boy belum memastikan bahwa Buchtar terlibat dalam serangkaian penembakan di Papua. "Saat ini belum ada fakta yang cukup kuat untuk melihat korelasi peristiwa itu," lanjutnya.
Meski demikian, Boy belum memastikan bahwa Buchtar terlibat dalam serangkaian penembakan di Papua. "Saat ini belum ada fakta yang cukup kuat untuk melihat korelasi peristiwa itu," lanjutnya.
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here