Kontras ( Foto MataNews) |
Lembaga swadaya masyarakat Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak
Kekerasan (KontraS) meminta agar agar investigasi yang dilakukan aparat
kepolisian terkait kasus kekerasan dan penembakan di Papua dilakukan
secara transparan. Polisi juga diminta membongkar pelakunya yang berada
di balik insiden tersebut.
"Selama ini penembakan yang dilakukan aparat keamanan selalu diklaim sebagai penegakan hukum, tetapi tidak pernah dibuktikan. Seperti kasus penembakan Mako Tabuni yang diduga sebagai pelaku penembakan warga asing (Jerman)," ujar Koordinator Kontras, Haris Azhar, yang ditemui di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/6).
Haris berharap Komnas HAM bisa menunjukkan keperpihakannya kepada warga Papua dan melakukan pemantauan beberapa titik kasus kekerasan yang kerap terjadi. Ia juga meminta agar ada evaluasi mengenai sistem keamanan di Papua.
Pasalnya, jumlah aparat yang banyak justru tidak memberikan rasa aman kepada warga Papua. "Pemerintah harus membangun sistem keamanan di Papua agar kasus kekerasan dan kerusuhan yang seringkali terjadi di Papua tidak terulang kembali," kata Haris.
"Selama ini penembakan yang dilakukan aparat keamanan selalu diklaim sebagai penegakan hukum, tetapi tidak pernah dibuktikan. Seperti kasus penembakan Mako Tabuni yang diduga sebagai pelaku penembakan warga asing (Jerman)," ujar Koordinator Kontras, Haris Azhar, yang ditemui di kantor Komnas HAM, Jakarta, Selasa (26/6).
Haris berharap Komnas HAM bisa menunjukkan keperpihakannya kepada warga Papua dan melakukan pemantauan beberapa titik kasus kekerasan yang kerap terjadi. Ia juga meminta agar ada evaluasi mengenai sistem keamanan di Papua.
Pasalnya, jumlah aparat yang banyak justru tidak memberikan rasa aman kepada warga Papua. "Pemerintah harus membangun sistem keamanan di Papua agar kasus kekerasan dan kerusuhan yang seringkali terjadi di Papua tidak terulang kembali," kata Haris.
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here