SUARA BAPTIS PAPUA

Dukung Aksi Perdamaian Atas Kekerasan di Papua Barat.
Jika Anda Peduli atas kemanusiaan Kaum tertindas di Papua barat Mohon Suport di sini:

Please donate to the Free West Papua Campaign U.K.
Kontribusi anda akan kami melihat ada perubahan terhadap cita-cita rakyat papua barat demi kebebasan dan kemerdekaannya.
Peace ( by Voice of Baptist Papua)

Home » , , , , » Peneliti LIPI: TNI Jangan Jadikan Papua Seperti Santa Cruz Timor-Timur

Peneliti LIPI: TNI Jangan Jadikan Papua Seperti Santa Cruz Timor-Timur

Written By Voice Of Baptist Papua on June 30, 2012 | 9:02 PM

"Alasan mengapa insiden penembakan masih terjadi di Papua, menurut Ikrar, karena sejak Aceh damai TNI tidak menemukan lokasi latihan militer yang riil"Peneliti senior LIPI, Ikrar Nusa Bhakti.

Ikrar Nusa Bhakti
JAKARTA - Peneliti senior LIPI, Ikrar Nusa Bhakti, mengkritik TNI agar jangan mengulang kesalahan sama di Papua seperti pernah terjadi di Santa Cruz, Timor Timur, pada 1991. Kesalahan dimaksud Ikrar adalah membuat semacam “latihan militer” terbuka di Papua dan melakukan komunikasi yang dapat disadap pihak lain, termasuk kepolisian yang tidak bisa berbuat apa-apa.

“Saya selalu peringkatkan tentara agar jangan berbuat bodoh seperti pada saat peristiwa Santa Cruz, Desember 1991, karena kebodohan itu yang bisa melepaskan satu wilayah Indonesia menjadi merdeka. Kadang-kadang teman-teman TNI itu kalau melihat satu wilayah damai begitu lama suka berpikir kok enggak seru banget ya? Dan itu bukan (terjadi) di Papua atau Aceh saja, tidak hanya di daerah konflik tapi juga di daerah lain," ujar Ikrar dalam diskusi yang diadakan International Center for Transitional Justice - ICTJ dan Elsham Papua, di Jakarta, Jumat sore, 29 Juni 2012.

Alasan mengapa insiden penembakan masih terjadi di Papua, menurut Ikrar, karena sejak Aceh damai TNI tidak menemukan lokasi latihan militer yang riil.

Hal lain yang masih dilakukan TNI adalah kadang-kadang masih menggunakan cara-cara lama, seperti merangkul orang-orang yang dianggap membangkang pusat. Hal ini sempat disinggung oleh aktivis LSM Papua, Septer Manufandu, kepada Ikrar.

“Memang kadang-kadang TNI suka merangkul orang-orang yang diperkirakan bandel, tapi kalau nakalnya melebihi "pagu" (batas) yang diberikan maka rangkulan itu bisa berubah menjadi cekikan. Saya kira itu yang mungkin terjadi pada Mako Tabuni. Semua belum jelas apakah betul dia menembak polisi, dan merebut senjata polisi kita tidak tahu karena informasi masih simpang siur,” ujar Ikrar.

Profesor ilmu politik dari Universitas Indonesia ini menghabiskan masa kecilnya di Biak, Papua. Maka tidak heran ia mengenal betul budaya masyarakat Papua, termasuk ketika meneliti beberapa tahun dan menjadi Ketua Tim Perumus “Jalan Damai Papua” atau Papua Road Map bersama puluhan rekannya di LIPI.

Rumusan itu telah disampaikan kepada Presiden Yudhoyono sebagai langkah awal pelaksanaan Dialog Jakarta-Papua, namun sejauh ini belum mendapatkan respon sesuai harapan para peneliti dan akademisi itu.
Ikrar menyampaikan pula keberatannya atas operasi-operasi yang dilakukan militer nonorganik, yang masih banyak terjadi di Papua. Bukan hanya menimbulkan korban tewas, tetapi juga mengadu sesama warga.

“Yang lebih buruk lagi mereka bermain dengan menggunakan orang Papua sebagai agen mereka. Istilahnya perang dengan menggunakan tangan orang lain. Dalam politik militer ini terjadi ketika mereka tidak berpolitik langsung, tetapi dengan menggunakan agen sipil sebagai perpanjangan tangan mereka,” ujar Ikrar.

Sebagai penutup, Ikrar menuturkan bahwa sejak 1987 dan mungkin hingga sekarang, pasukan TNI yang ditugaskan ke Papua tidak dibekali pengetahuan yang cukup mengenai medan bertugas dan sifat khas orang-orang Papua.
Ia mencatat apa yang ditulis Herlina Kasim (saksi sejarah Tri Komando Rakyat di Papua Barat) dalam bukunya, bahwa ketika Indonesia sudah merebut Irian Barat maka Indonesia yaitu TNI bertindak seolah-olah seperti tuan baru di situ.

“Mereka tidak bisa membedakan apakah si keriting hitam ini OPM atau sipil? Seperti di Waris, Arso (daerah Papua Barat). Jadi mereka kalau ketemu sewaktu saya penelitian di sana ada yang bilang, “Saya senang ketemu Saudara.” Maksudnya apa, saya tanya? Ternyata kalau (anggota) Kopassus itu harus kuasai 20 lingkaran (struktur daerah), termasuk menjadi anggota KNPI, pendorong KNPI dan lain-lain,” kata Ikrar Nusa Bhakti.[]
Share this article :

3 comments:

  1. Senang atau tidak senang Papua Barat adalah suatu daerah Pasific bukan Asia yang akan dekolonisasi dalam tahun-tahun ini sesuai dengan waktunya. Anda siapapun merasa terganggu karena hilang habitat anda semestinya sadar bahwa anda bukan makluk planet lain yang menumpang planet bumi Papua. Anda lahir normal sebagai manusia memiliki darah merah dan makluk Manusia maka anda tidak perlu bimbang anda masih memiliki pulau yang dapat memberi tumpangan pada anda. Misalkan anda sebagai orang Jawa anda punya Pulau Jawa sebagai tempat hidupmu, anda orang Batak, padang, minang dan aceh anda mempunyai tanah air sumatera, anda adalah orang timor, sulawesim bali, menado anda masih punya pulau Sulawesi yang dapat menumpang. Anda tidak punya hak memberi komentar atas perjuangan orang Papua berkaitan konsekuensi negatif dari perjuangan orang Papua. Ingat anda yang berikan komentar adalah orang non Papua berarti anda melakukan kesalahan sangat besar karena anda tidak tahu bagaimana pahitnya dan jahatnya para pemimpin NKRI terhadap bangsa Papua sebagai rumpun negroid di kawasan pacific ini. Maka berhenti memberi peringatan kepada orang Papua tentang hal-hal yang bersifat sugesti. Bosan dengan cara pembunuhan karakter yang kalian bangun dan melakukan pemusnahan etnis dengan terorism state. Melalui poisoning and killing, shooting, aresting, by TNI and Polri rebellion. Terkutuklah bangsa ini karena bangsa ini menginginkan darah dan air mata para minoritas negeri ini. Semoga bangsa ini hancur pada waktunya. Senang melihat kehancuran imperium RI yang dibangun diatas penipuan.

    ReplyDelete
  2. Tinggal menunggu waktu saja Papua terlepas dari pangkuan Ibu Pertiwi.

    ReplyDelete
  3. Saya orang Sangir-SULUT...tapi saya mendukung kemerdekaan Papua 100%....GOD BLESS PAPUA...

    ReplyDelete

Your Comment Here

Twitt VBPapua

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. SBP-News @VBaptistPapua - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger