Rev. Socratez S Yoman (photo jubi) |
Jayapura Voice Baptist,-- Akar persoalan yang sangat mendasar di
wilayah Indonesia timur itu bukan lebih kepada soal kesejahteraan
seperti yang didengungkan selama ini oleh elite politik ataupun para
pemerhati soal Papua, tetapi lebih kepada masalah pelurusan sejarah
Papua ke Indonesia.
Jakarta, Aktual.co —Ketua pengurus badan
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua (PGGBP), Pendeta Socrates Sofyan
Yoman, mengatakan penyelesaian sejumlah persoalan di wilayah itu dapat
dilakukan melalui dialog.
"Pada 6 Maret ini, saya akan luncurkan buku baru lagi dengan judul "Saya Bukan Bangsa Budak" katanya. (Ant)
"Dan dialog damai yang
bermartabat antara Indonesia dan Papua tanpa syarat dan dimediasi oleh
pihak ketiga, itu solusinya," kata Socrates Sofyan Yoman usai
peluncuruan buku "Otonomi Khusus Papua Telah Gagal" di aula STT GKI
Padang Bulan, Kota Jayapura, Papua, Sabtu (2/3).
Menurut
dia, akar persoalan yang sangat mendasar di wilayah Indonesia timur itu
bukan lebih kepada soal kesejahteraan seperti yang didengungkan selama
ini oleh elite politik ataupun para pemerhati soal Papua, tetapi lebih
kepada masalah pelurusan sejarah Papua ke Indonesia.
"Akar
pesoalanya bukan kesejahteraan tetapi soal sejarah Papua dengan
Indonesia, hal inilah yang harus dibahas secara baik lewat dialog,"
katanya.
Ia mengatakan sejak 1961 telah banyak
program yang berlaku di Papua hingga pada masa reformasi pada 1998. Pada
tahun 1999 rakyat Papua meminta merdeka, namun yang diberikan oleh
pemerintah pusat adalah otonomi khusus.
"Otsus
adalah bargaining politik atau alat tawa-menawar Indonesia kepada rakyat
Papua yang meminta merdeka. Namun Otsus yang berlaku hingga saat ini
telah gagal dan orang Papua juga telah menolak hal itu," katanya.
Pendeta
Socrates yang terkenal vokal itu mengatakan Otsus seharusnya bisa
memberikan keberpihakan, pemberdayaan dan perlindungan, tetapi yang
terjadi adalah sebaliknya.
"Banyak kekerasan yang terjadi selama masa Otsus, dan bisa dibaca dalam buku saya," katanya.
Seperti
diberitakan sebelumnya, Socrates Sofyan Yoman, Sabtu siang waktu
setempat meluncurkan buku dengan judul "Otonomi Khusus (Otsus) Papua
Telah Gagal" di aula STT GKI Padang Bulan, Kota Jayapura.
Buku
setebal 408 halaman dengan latar belakang bewarna merah dan gambar
pulau Papua itu isinya terdiri dari lima bab. Yang di antaranya membahas
tentang latar belakang Otsus di Papua, Ostus sebagai solusi politik
Indonesia, dan pemusnahan etnis Papua. Serta kejahatan negara dan
pelanggaran HAM, kasus pelanggaran HAM 19 Oktober 2011 dan kasus
penembakan Mako Tabuni 14 Juni 2012.
Buku
tersebut diterbitkan oleh Cenderawasih Press dan merupakan buku yang
kesekian kalinya ditulis oleh Socrates Sofyan Yoman yang dicetak oleh
Galangpress di Jogyakarta.
Socrates lahir di
Situbondo pada 15 Desember 1969 dan merupakan tokoh gereja yang vokal
soal Papua. Dan merupakan dosen di berbagai Sekolah Tinggi Theologia di
Kota dan Kabupaten Jayapura, yang pernah berbicara dengan staf khusus
Sekjen PBB pada Oktober 2011.
More Aktual - News
bapa karena di daera itu akan main politik bapa kita doa saya
ReplyDelete