Bandung -
10 mahasiswa asal Papua yang tergabung dalam National Papuan Solidarity
(Napas) menggelar aksi kemanusiaan di depan Gedung Merdeka, Jalan
Asia-Afrika, Kamis (5/7/2012). Mereka menyuarakan agar kekerasan di
Papua segera dihentikan.
Aksi tersebut cukup memancing perhatian para pengendara mobil dan motor yang kebetulan melintas di lokasi. Banyak kendaraan yang kemudian berjalan pelan karena pengendara penasaran dengan aksi mereka.
Selain ingin mengampanyekan penegakan hak azasi manusia di Papua, mereka juga menyindir para peserta konferensi yang membahas kemerdekaan Palestina di Hotel Savoy Homan.
"Kampanye kita kampanye kemanusiaan. Pemerintah jangan hanya memikirkan Palestina, rakyat Papua juga butuh penegakan hak azasi manusia," ucap Humas Napas Frans Tomoki di sela aksi.
Pihaknya meminta pemerintah memperhatikan dan segera menyelesaikan konflik serta kekerasan di tanah Papua. "Krisis kemanusiaan tidak hanya terjadi di Palestina," cetusnya.
Dalam aksinya, massa membawa poster berisi tuntutan. Beberapa poster itu di antaranya bertuliskan 'Hentikan Kata Separatis Untuk Melegalkan Operasi Pembunuhan di Papua', 'Hentikan Status DOM di Papua' dan 'Junjung Tinggi Nilai HAM di Dunia, Khususnya di Indonesia'.
Aksi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Usai beraksi, massa langsung membubarkan diri. Sementara arus lalin yang sempat tersendat karena banyak kendaraan melaju dengan pelan, kembali lancar.
Aksi tersebut cukup memancing perhatian para pengendara mobil dan motor yang kebetulan melintas di lokasi. Banyak kendaraan yang kemudian berjalan pelan karena pengendara penasaran dengan aksi mereka.
Selain ingin mengampanyekan penegakan hak azasi manusia di Papua, mereka juga menyindir para peserta konferensi yang membahas kemerdekaan Palestina di Hotel Savoy Homan.
"Kampanye kita kampanye kemanusiaan. Pemerintah jangan hanya memikirkan Palestina, rakyat Papua juga butuh penegakan hak azasi manusia," ucap Humas Napas Frans Tomoki di sela aksi.
Pihaknya meminta pemerintah memperhatikan dan segera menyelesaikan konflik serta kekerasan di tanah Papua. "Krisis kemanusiaan tidak hanya terjadi di Palestina," cetusnya.
Dalam aksinya, massa membawa poster berisi tuntutan. Beberapa poster itu di antaranya bertuliskan 'Hentikan Kata Separatis Untuk Melegalkan Operasi Pembunuhan di Papua', 'Hentikan Status DOM di Papua' dan 'Junjung Tinggi Nilai HAM di Dunia, Khususnya di Indonesia'.
Aksi hanya berlangsung sekitar 30 menit. Usai beraksi, massa langsung membubarkan diri. Sementara arus lalin yang sempat tersendat karena banyak kendaraan melaju dengan pelan, kembali lancar.
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here