Press Release:
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua
Badan Pelayan Pusat
Persekutuan Gereja-gereja Baptis sangat prihatin perilaku aparat keamanan
Indonesia terhadap umat Tuhan di Tanah Papua.
Karena setelah Jenderal Kelly Kwalik dibunuh di Timika pada 16 Desember
2009 oleh TIM Gabungan TNI, POLRI, BRIMOB dan DENSUS 88 dan Musa Mako Tabuni, Ketua Komite Nasional Papua
Barat (KNPB) dibunuh oleh Densus 88 pada
14 Juni 2012 di Waena, Jayapura, penduduk asli
Papua diperhadapkan dengan peristiwa-peristiwa yang tidak beradab dan
aneh-aneh seperti penemuan-penemuan bom, peledakan bom, dan
penangkapan warga sipil Papua dengan tuduhan memiliki amunisi hampir merata di
seluruh Tanah Papua.
Seperti contoh: Pemboman
gedung DPRD Kabupaten Jayawijaya pada 1 September 2012 jam 02.15 WIT yang dilakukan OTK, pelemparan bom di pos polisi lalulintas
Kabupaten Jayawijaya pada 18 September 2012 jam 20.55 WIT, penemuan bom di Timika, Jumat, 19 Oktober
2012, penemuan 3 buah bom di Manokwari
pada 9 Oktober 2012. Peledakan tiga bom rakitan di Sorong pada Minggu 28
Oktober 2012 malam pukul 22.00. Pada 30
Oktober 2012 ada penemuan amunisi
kaliber 762 sebanyak 9 butir, peluru tajam 5 TJ 5,6 sebanyak 121 butir, peluru
hamba 5,6 sebanyak 20 butir dan penangkapan empat pemuda berinsial DIH (26) warga Organda, YP (28)
warga Sampan Timika, AK(24) seorang wanita, warga Organda, YJW (27) warga
Karubaga. (berita cepos, Rabu, 31 Oktober 2012). Pada Rabu, 31 Oktober 2012 Polda Papua dan
Polresta menangkap seorang warga sipil berinisial OG (27) di PTC Jayapura yang
diduga pemilik amunisi.
Dari seluruh rangkaian
“skenario” dan rekayasa
yang menonjolkan penduduk asli Papua sebagai pemilik amunisi dan pelaku
bom seperti ini dapat memberikan gambaran
yang SANGAT jelas bahwa merupakan STRATEGI SISTEMATIS yang diterapkan Pemerintah Republik Indonesia
melalui kekuatan aparat keamanan dengan
beberapa tujuan, agenda dan target, yaitu:
- Upaya sistematis untuk menggagalkan tuntutan rakyat Papua untuk dialog damai yang diperjuangkan selama ini;
- Upaya secara sistematis untuk menghancurkan dan mengkriminalisasi perjuangan damai hak penentuan nasib sendiri ( the right to self determination) rakyat Papua;
- Upaya sistematis untuk menjadikan perjuangan damai rakyat Papua untuk merdeka ke arah “teroris”, supaya dunia Internasional tidak mendukung perjuangan rakyat Papua dan sebaliknya aparat keamanan RI mendapat dukungan dengan bantuan dana dari Pemerintah Amerika dan Australia, yang selama ini berperan melatih dan mensponsori Densus 88 untuk memerangi “teoris” di Indonesia.
- Semua amunisi dan bom yang ditemukan dan diledakkan bukan milikdan dilakukan oleh penduduk asli Papua, tetapi ada aktor pemilik, penyuplai dan penggalangan beberapa pemuda asli Papua untuk membenarkan “menjustifikasi” perjuangan politik rakyat Papua adalah perjuangan kriminal dan “teroris”.
Rekomendasi:
- Seluruh rakyat Papua yang pendatang maupun penduduk asli Papua jangan terlalu cepat percaya bahwa bom-bom yang diledakan, dan ditemukan serta amunisi yang ditemukan dari tangan penduduk asli Papua adalah bukan murni. Karena perjuangan mencari rasa keadilan dan hak politik penduduk Asli Papua adalah perjuangan damai yang sudah terbukti dan bukan dengan perjuangan kekerasan yang direkayasa belakangan ini.
- Aparat keamanan Republik Indonesia harus berhenti melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dengan bentuk rekayasa bom dan penemuan amunisi dari rumah-rumah orang asli Papua.
- Pemerintah Republik Indonesia segera membuka ruang dialog damai tanpa syarat antara Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua yang dimediasi pihak ketiga yang netral karena Otonomi Khusus sebagai solusi politik telah GAGAL menjawab kompleksitas persoalan Papua. Dialog damai dengan syarat-syarat: (a) Segera membebaskan semua tahanan politik seperti: Filep Karma, Forkorus Yaboisembut dan kawan-kawan tanpa syarat. (b) Menarik semua pasukan non-organik yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk asli Papua.
- Pemerintah Republik Indonesia segera membuka akses wartawan asing dan pekerjaan kemanusiaan untuk mengunjungi Papua.
- Pemerintah Republik Indonesia segera mengundang dan mengijinkan Pelapor Khusus PBB mengunjungi Papua.
Ketua Umum
Badan Pelayan Pusat
Persekutuan Gereja-gereja Baptis Papua,
Socratez Sofyan Yoman
===============================
Alamat Kantor: Jalan Jeruk
Nipis Kotaraja, Jayapura/Numbay, Papua
HP: 08124888458
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here