Penangkapan Ketua KNPB dan Ketua Parlemen Nasional West Papua,
Buchtar Tabuni bersama 2 rekan kami Riber Weya dan Hengky Alua
merupakan skenario Indonesia melalui Polda Papua untuk mengalihkan isu
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh TNI/Polri serta upaya menutupi
ketidakmampuan kepolisian mengungkap pelaku-pelaku penembakan di West
Papua, dengan modus mengkambinghitamkan gerakan perlawanan damai yang
dilakukan KNPB.
Lihat saja, berbagai kasus penembakan di Puncak Jaya, Timika, Paniai,
Wamena serta beberapa daerah dalam beberapa waktu terkahir terbukti
bahwa Polisi Indonesia tidak mampu mengungkap pelaku, apalagi menangkap
dan menghukum pelaku yang jelas-jelas terbukti.
Beberapa kasus penembakan OTK di Timika, sampai hari ini Polisi belum
mengungkapnya. Berikutnya, penembakan 5 warga sipil di Degeuwo Paniai
yang jelas-jelas dilakukan Brimob Polda Papua belum juga ditangkap dan
diadili. Penembakan Terijoli Weah (2/5) saat demo damai KNPB, walaupun
ditemukan serpihan peluru, Polisi tidak mampu mengungkap.
Penembakan
terhadap warga Jerman, Dietmar Pieper di Base-G pun belum sanggup
diungkap Polisi melalui Tim yang dipimpin Wakapolda Papua, Paulus
Waterpau.
Dan, baru pagi hari kemarin (7/7) Teyu Tabuni dibunuh tanpa alasan
oleh anggota Polres Jayapura di Yapis, Polisi tidak menangkap pelaku.
Buchtar Tabuni yang hendak bertanggung jawab dan mengklarifikasi tuduhan
terhadap KNPB di depan DPRP, Kapolda, Pangdam dan Tokoh-Tokoh Masyarak
kemarin (7/7) justru ditangkap tanpa prosedur penangkapan resmi (tanpa
surat pemanggilan).
Padahal, aksi KNPB pada 4 Juni lalu adalah aksi damai menuntut polisi
mengungkap pelaku penembakan yang terus terjadi di Papua. Dan KNPB
telah melayangkan surat pemberitahuan aksi ke Kapolda dan Direskrim
Polda Papua. Lantas, mengapa aksi damai rakyat Papua diblokade polisi
yang menggunakan senjata lengkap? Mengapa tidak membiarkan KNPB
melakukan aksi damai seperti biasanya?
KNPB sangat memahami prinsip-prinsip kemanusiaan, perdamaian dan
demokrasi secara universal. Oleh sebabnya, ribuan massa rakyat Papua
Barat selama ini dikoordinir secara damai untuk menyampaikan tuntutan
rakyat secara terbuka. KNPB memahami bahwa, anarkis dan kekerasan tidak
mengungtungkan dan justru merugikan dalam perjuangan KNPB. Oleh
karenanya, KNPB tidak sama sekali menghasut dan mengatur kekerasan
terjadi dalam perjuangan yang damai ini.
Kami sangat memahami bahwa Indonesia dengan kepentingan kolonialisme
dan kapitalisme global diatas tanah ini tidak akan menjujung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Karena itu, penguasa dengan
berbagai macam alasan, bersama kekuatan media-media propaganda penguasa
akan terus mendiskreditkan, menstigma dan membunuh gerakan perlawanan
damai yang dilakukan oleh KNPB diatas tanah surga ini.
Demi rakyat kami, diatas tanah kami, dan demi keadilan, kemanusiaan
dan perdamaian dunia, KNPB akan tetap berjuang mewugjudkan cita-cita
bangsa West Papua, yaitu merdeka sebagai sebuah bangsa yang bebas dari
kungkungan kolonialisme Indonesia, kapitalisme global dan militerisme
Indonesia.
Kami menuntut:
- Bebaskan Buchtar Tabuni,cs dan usut pelaku pelanggar HAM di Papua
- Solidaritas Internasional dalam penyelesaian masalah Papua Barat
- Selesaikan persoalan Papua melalui referendum yang damai, demokratis dan final.
Tujuan Indonesia di West Papua cuma satu: Membunuh orang Papua dan
menguasai tanah Papua. Siapapun, baik secara pribadi, kelompok maupun
negara-negara yang mendukung perlakukan Indonesia di Papua Barat, dia
juga merupakan pelaku kejahatan di West Papua.
“Kita Harus Mengakhiri”
Realese From Secretariat office
West Papua National Committe ( KNPB)
0 Komentar Anda:
Post a Comment
Your Comment Here